Mata
ibu-ibu biasanya langsung terbelalak setiap kali ada diskon
besar-besaran. Jika tak bisa menahan diri, harus siap isi dompet
terkuras habis dalam waktu singkat. Seringnya, ketika membeli
barang-barang diskon, ibu-ibu (termasuk saya) tidak memikirkan apakah
barang tersebut memang diperlukan atau tidak. Biasanya yang terlintas
dipikiran hanya, mumpung diskon nih.
Padahal, penting sekali bagi seorang ibu rumah tangga untuk mengatur
keuangan keluarga. Harus bisa mendahulukan apa yang menjadi
kebutuhan. Bukan memenuhi keinginan semata. Tapi ya, namanya juga
ibu-ibu. Banyak sekali godaanya. Apalagi saat ini media getol banget
mengkampanyekan gaya hidup sosialita ala princess Syahrini atau Bella
Sophie. Mau jadi muslimah sederhana kok rasanya sulit sekali.
Berbicara
gaya hidup. Memang kembali kepada pilihan masing-masing individu.
Asal punya modal aja, ups!. Tapi sebagai seorang muslim, alangkah
lebih baiknya jika kita mencontoh gaya hidup suri tauladan kita,
Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam
lembaran sirah kita bisa membaca bahwa beliau tidur di atas tikar
yang kasar hingga ketika
beliau bangun banyak garis-garis di pipinya,
baju beliaun pun
hanya sedikit. Selain itu
Rasulullah juga tidak akan
bisa tenang jika masih ada harta tersisa di rumahnya. Beliau akan
segera membelanjakan harta tersebut. Bukan untuk foya-foya, tapi
disedeqahkan ke fakir miskin. Dengan mencontoh gaya hidup sederhana
Rasululullah SAW, bukan berarti kita tak boleh kaya, tapi bagaimana
caranya agar setiap rizki yang kita terima bernilai di sisi-Nya.
Berbicara
keinginan, saat ini banyak sekali barang-barang yang ingin di beli.
Entah itu kebutuhan pribadi, suami,
anak-anak atau pernak-pernik
rumah.
Apalagi jika mampir di
toko-toko online yang menyediakan berbagai kebutuhan seperti Lazada.
Semakin bertambah deh, wishlistnya. Banyak diskon pula. Namun,
jika ditanya apakah saat
ini membutuhkan barang-barang tersebut, ternyata memang tidak semuanya
dibutuhkan. Ada beberapa yang memang hanya keinginan saja, ada pula
yang memang kebutuhan tapi masih bisa ditunda. Apa dong, kebutuhan
yang tak bisa ditunda?