“Kenapa nggak jadi guru saja?”
“Nggak ah. Guru gajinya kecil.”
Di atas adalah sepenggal percakapan saya dengan seorang teman yang baru di wisuda. Banyak teman saya yang setelah lulus SMA menimba ilmu di jurusan pendidikan namun tak sedikit juga yang akhirnya membelot dari jalurnya. Ehm, maksudnya tidak jadi tenaga pendidik. Salah satunya teman saya itu. Dia lebih memilih kerja di kantoran dibandingkan menjadi guru. Gajinya kecil! Begitu alasannya.
Kata siapa gaji guru kecil? Gaji guru besar kok! Tapi yang sudah berstatus PNS dan dapat sertifikasi. Kalau masih berstatus honorer, gajinya jauh dari kata cukup. Seorang guru honorer harus puas dengan gaji disekitaran ratusan ribu bahkan puluhan ribu. Lebih parah lagi, ada teman saya yang ditawari untuk tidak digaji selama 3 bulan ketika melamar ke salah satu sekolah swasta. *Ngenes. “Ilmu itu nggak gratis!” sungutnya.
Dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 15 September, 6000 guru honorer memadati gedung DPR-RI. Pada intinya mereka menuntut kenaikan status dari honorer menjadi PNS.
30 September 2015
17 September 2015
Siapa yang Harus Didahulukan Suami? istri atau Ibu?
“Iya kalau lebih, Teh. Ini mah kurang, masih mau ngasih. Harusnya, kalau kebutuhan kita udah bisa terpenuhi baru ngasih ke ibunya.”
Suatu hari, dengan nada bicara yang diselimuti kekesalan, tetangga saya bercerita. Dia bercerita akan kebiasaan suaminya yang selalu memberikan sebagian penghasilannya kepada ibunya. Tetangga saya tidak ridho karena pengasilan suaminya terlalu kecil untuk dibagi dengan ibu mertuanya.
Speechless saya mendengarnya. Betapa sering masalah penghasilan dan siapa yang harus didahulukan suami, menjadi pemicu kekurang-harmonisan antara anak dan ibu mertua.
Suatu hari, dengan nada bicara yang diselimuti kekesalan, tetangga saya bercerita. Dia bercerita akan kebiasaan suaminya yang selalu memberikan sebagian penghasilannya kepada ibunya. Tetangga saya tidak ridho karena pengasilan suaminya terlalu kecil untuk dibagi dengan ibu mertuanya.
Speechless saya mendengarnya. Betapa sering masalah penghasilan dan siapa yang harus didahulukan suami, menjadi pemicu kekurang-harmonisan antara anak dan ibu mertua.
credit |
9 September 2015
Gara-Gara Teuku Wisnu
Bukan
bermaksud untuk ghibah, kali ini kita ngomongin Teuku Wisnu yu! Bukan
ngomongin rumah tangganya sama Shireen Sungkar, popularitasnya, atau
kegiatannya, tapi ngomongin aksinya yang belakangan mengundang reaksi
yang luar biasa dari sebagian saudara kita.
Saya
salah satu ibu-ibu yang (jujur) seneng banget dengan hijrahnyaTeuku
Wisnu. Dulu sering banget lihat dia wara-wiri di sinetron dengan
adegan yang lumyan suur dengan lawan jenis. Tapi sekarang dia berubah
drastis. Saya fikir, dia termasuk orang yang cukup concern dengan
hijrahnya. Terbukti dengan penampilanya yang jauh berbeda, dengan
janggut dan celana cingkrangnya, juga keputusannya yang bulat untuk
meninggalkan dunia hiburan.
Sebelumnya,
Teuku Wisnu juga membuat heboh dengan mengatakan bahwa meng-adzani
bayi baru lahir tidak dicoontohkan oleh Rasulullah. Tak ada hadits
shohih yang mencontohkan hal itu. Sekarang Teuku Wisnu kembali
menjadi buah bibir setelah mengeluarkan statement bahwa bacaan Al
fatihah untuk orang meninggal termasuk bidah, di acara Berita Islami
Masa Kini yang dipandunya bersama Zaskia Mecca. Sontak saja,
perkataannya langsung menuai reaksi yang beragam.
6 September 2015
Meski Menuai Banyak Masalah Penggenangan Waduk Jatigede Tetap Dilakukan
Senin,
31 Agustus 2015 waduk Jatigede mulai digenangi. Tepatnya, sudah
seminggu waduk Jatigede digenangi. Penggenangan itu ditandai dengan
ditutupnya pintu terowongan pengelak yang berfungsi mengalirkan air
dari Sungai Cimanuk menuju ke dalam tubuh bendungan. Waduk yang
pembangunannya memakan waktu kurang lebih 50 tahun ini, akhirnya
digenangi meski masih menyisakan banyak persoalan.
Waduk
Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk
Jatiluhur. Waduk ini mampu menampung 980 juta meter kubik air, dengan
luas permukaan waduk 41,22 kilometer persegi. Pada elevasi maksimal,
260 meter di atas permukaan laut (mdpl), waktu yang diperlukan ialah
220 hari. Namun, pada tahap awal, elevasi yang ditargetkan ialah 221
mdpl. Pada elevasi itu terdapat terowongan pengatur air irigasi.
Langganan:
Postingan (Atom)