Aaaaaa, alhamdulillah. Setelah
beberapa hari nggak nulis, akhirnya hari ini bisa nulis juga.
Ternyata menulis di sela-sela kewajiban seorang ibu itu nggak
gampang. Butuh manajemen waktu yang baik banget agar tak ada satu pun
yang terlantar.
Oke. Seperti postingan berseri saya
ketika hamil yang berjudul Catatan Calon Bunda, kali ini setelah
punya anak saya juga ingin menulis lagi sebuah postingan berseri agar
moment-moment dan pelajaran berharga yang terserak pada bentangan
waktu yang saya jalani dengan si kecil tak ada yang terlupa. Potingan
kali ini saya beri judul Catatan Ummi Kece. *hahhha (dilarang ketawa)
mungkin kalian heran kenapa dulu Bunda sekarang Ummi? Dulu saya
memang ingin anak saya memanggil saya Bunda, tapi setelah
dipikir-pikir lagi, mending Ummi aja deh, itung-itung menerapkan
bahasa arab sejak dini. *tsaaah :P
Teruuuus, kenapa harus Ummi Kece. Dalam
kamus gaul, kece itu artinya cantik banged, ganteng bangeud, kereeeen
deh pokoknya. Nah, berhubungan dengan hal ini, saya pakailah kata
kece, untuk mendeskrifsikan diri saya. Hahahahah :D (Ketawanya makin
lebar) Bukan saya narsis, eh emang narsis ding, tapii, nama itu kan
doa. Mudah-mudahan saya benar-benar jadi Ummi kece, artinya Ummi yang
cantik hatinya, akhlaknya, tutur katanya, dan juga cantik parasnya.
Ammiiin. ^^
Di catatan saya yang pertama ini, saya
ingin berbagi kisah tentang kaidah kausalitas seorang Ummi. Yang
belum tahu kaidah kausalitas, saya jelasin dulu yaaa, kaidah
kausalitas itu, adalah adalah
upaya untuk mengaitkan sebab dengan akibatnya. Kaidah
kausalitas atau disebut juga As-Sababiyyah
merupakan
landasan dalam menjalankan berbagai aktivitas (qâ’idah
‘amaliyyah)
dan meraih berbagai tujuan. Dengan memenuhi tuntutan kaidah
ini, suatu aktivitas dapat terlaksana, bagaimanapun keadaannya, baik
mudah ataupun sulit. Dengan memenuhi tuntutan kaidah ini pula,
tujuan suatu aktivitas akan dapat diraih, bagaimanapun keadannya,
baik dekat ataupun jauh.
Ketika
kita sekolah dulu kita sudah belajar tentang hubungan sebab dan
akibat. Contoh kecilnya. Karena tidur malam, seorang anak bangun
kesiangan. Sebabnya adalah tidur malam dan akibatnya adalah bangun
kesiangan.
Seorang
Ummi jelas harus mempunyai kaidah kausalitas dalam menjalani
perannya. Kaidah kausalitas ini tentu saja akan membantu kita dalam
menentukan goal
apa saja yang ingin kita raih dan membantu juga dalam proses
mewujudkannya.
Saya
misalnya, ingin menjadi ibu yang mendidik anak saya dengan hati bukan
dengan kekerasan. Maka, ini adalah akibat yang saya tentukan,
sebabnya bisa kita rinci satu-satu. Misal, ketika akan sholat
kemudian si kecil tiba-tiba menangis, maka yang saya lakukan, adalah
membujuknya bukan memarahinya.
Atau
contoh yang lain, saya ingin anak saya di usia 2 tahun sudah hafal al
fatihah, maka sebab yang harus saya tempuh adalah sering-sering
membacakannya pada si kecil atau membacakan al fatihah ketika dia
akan tidur.
Sebenarnya
banyak sekali pencapaian yang ingin kita raih sebagai seorang Ummi,
hanya saja terkadang kita melanggar sendiri bahkan tidak melaksanakan
sebab-sebab yang akan mengantar kita pada pencapaian yang kita
inginkan.
So,
mulai dari sekarang yang harus kita lakukan adalah menentukan garis
finish dan run!:)
|
hiladahanun.blogspot.com |
Regards,
Ummi
Khoir