Dulu
saya pernah membuat surat cinta untuk salah satu adikku. Saat ini,
tiba-tiba saja ingin menceritakan anak gadis Mamah sama Bapakku yang
satu ini lagi. Namanya Hanifah Yulfah Qona'ah.usianya saat ini jalan
11 tahun. Tapi di mataku dia sungguh gadis cilik yang luar biasa.
Barusan
dia mengirimkan sms, isinyaEteh nuju naon? Hani kangen ka eteh sareng
de khoir.
Eteh
nuju naon? Hani kangen ka eteh sareng de khoir.
My Lovely Hani and Khoiry |
Dia
ini memang satu-satunya adikku yang bisa dengan mudah tanpa pake
malu-malu untuk mengungkapkan perasaannya. Beda banget sama kakaknya
yang malu-maluin, *eh malu-malu.
Beberapa
hari yang lalu, ketika aku menelpon Mamah, Mamah bercerita sambil
menangis. Yang dia ceritakan tentu saja adikku yang satu ini. Mamah
bilang, Hani jualan bola-bola susu ke sekolah karena ingin membeli
sendal. Hiks, saya juga ngenes ngedengernya. Kalau sudah kayak gini,
saya (sebagai anak pertama)selalu ngerasa bersalah karena belum bisa
membahagiakan adik-adik saya yang jumlahnya 3 biji *eh biji salak
emang?
Ada
yang tahu bola susu? Dulu ketika masih duduk di bangku SMA, saya juga
sempat menjualnya ke sekolah. Bola-bola susu itu semacam cemilan,
tapi bukan permen bukan juga biskuit. Dibuatnya dari tepung kanji
yang disangrai kemudian diuleni dengan susu kental manis. Cemilan ini
memang cuocok banget buat temans yang seneng sama makanan manis.
Ajaibnya, Hani membuat sendiri bola susunya.
Hani
memang lahir ketika kondisi perekonomian keluargaku ada di bawah.
Dari kecil dia tak terbiasa hidup mewah. Namun ternyata itu semua
berpengaruh besar pada tingkat kedewasaannya. Di usia yang masih
kecil, dia sudah memutar otak bagaimana caranya untuk membeli sesuatu
yang dia inginkan tanpa harus meminta pada orangtua.
Pernah
juga dia menyisihkan uang jajannya untuk membelikan kado ketika
Khoiry lahir.
Di
sini, tetangga saya ada yang punya anak seusia dengan Hani. Tapi,
kalau boleh saya bandingkan, perbedaannya jauh sekali. Benarlah apa
yang tertulis dalam buku #Living Smart yang ditulis Muhammasd Nazhif
Masykur, bahwa seseorang yang tidak ditempa dengan kesusahan akan
sulit mencapai kesempurnaan.
Allah
itu Maha Rahman dan Rahim, tak mungkin dia menganugerahkan sesuatu
apa pun kecuali sebagai tanda kasih sayangNya, termasuk dalam hal ini
masalah dan cobaan. Mungkin ada di antara kita (termasuk saya) yang
acapkali tak menyadari kasih sayangNya dalam cobaan yang Dia berikan.
Kita lebih menyibukkan diri dengan menyalahkan takdir, orang lain
atau menyibukkan diri dengan mengeluh dan meratap. Sungguh ini
adalah perbuatan yang sia-sia. Karena manakala kita lari, cobaan akan
tetap mengejar kita.
Akan
berbeda halnya ketika kita menyikapi cobaan sebagai hadiah. Tentu
kita akan senang ketika mendapatkannya bukan? Tak beda jauh ketika
kita bisa menyikapi cobaan dengan sempurna, maka cobaaan itulah yang
akan mengangkat derajat kita lebih tinggi.
cobaan sebagai hadiah, tingkatkan syukur :D
BalasHapusiya mba, alhamdulillah
HapusSabar teh, pengen beli sandal aja dia berani jualan. coba adikku dia pasti ngerengek dan ngamuk2. saya sih malah bingung mw ngapain hehehe... bontot /bungsu tapi adikku tuh paling rewel dan manja bgd.
BalasHapuspakabar de Khoir cantik?
ngerek sama ngamuk juga usaha , ka :)
Hapusyg penting ngamuknya jangan sama tetangga
de khoir alhamdulillah sehat, anti
hihi iya yah usaha,,, usaha ngerepotin :D
Hapusmaklum siapa lagi yang dimintai klo bukan kakakny, ayah kan udah gak ada. ibu udah gak kerja :D
waaah, saluut deh sama kakak ^^
Hapusjadi ceritanya tulung punggung keluarga?
Ayoo muhasabah diri lebih dalam lagi :)
BalasHapusayo mba ^^
Hapusyups...salut untuk adik tersayang,
BalasHapussesungguhnya cobaan dan ujian serta masalah yang ada dalam kehidupan sebenarnya adalah rahmat nikmat dari ALLAH SWT...semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya...bila kita menyikapi secara positif maka hasilnya akan positif,,demikian juga sebaliknya...salam :-)
terimakasih mas ^^.
Hapusbenar, segala hal tergantung kita menyikapinya seperti apa.