Akhir-akhir
ini sosok Bowo ramai diperbincangkan. Pasalnya, remaja 13 tahun
tersebut membuat heboh netizen dengan kepopulerannya di aplikasi tik
tok. Seperti yang kita tahu, tik tok adalah aplikasi untuk membuat
video dengan fitur-fitur tambahan yang bisa membuat video lebih
menarik. Dan Bowo adalah salah satu artisnya.
Yang
membuat saya heran adalah kenapa Bowo bisa se-hits itu di kalalangan
remaja-remaja perempuan padahal video yang dibuatnya sangat jauh dari
kata berkualitas. Hanya lipsing dan joged-joged tak jelas. Parahnya
para fans Bowo sangatlah fanatik. Mereka rela mengeluarkan sejumlah
uang untuk bisa bertemu dan foto bareng dengan idolanya. Bahkan para
ciwi-ciwi tanggung itu menyebut Bowo sebagai Tuhan baru dan mereka
umatnya. Naudzubillah.
Buramnya
generasi
credit |
Kemajuan
teknologi bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi ia mendatangkan
banyak dampak positif. Namun di sisi lain ia juga mendatangkan dampak
yang negatif. Seperti fenomena Bowo. Di era digital seperti sekarang,
setiap orang bisa dengan mudahnya terkenal. Hanya dengan bermodalkan
postingan di sosmed semua orang bisa terkenal dan menghasilkan rupiah
dari akun mereka. Tak heran banyak remaja yang berlomba-lomba untuk
menjadi artis sosmed.
Artis
sosmed maupun para fans artis sosmed adalah korban dari kecanggihan
teknologi. Mereka tak bisa dengan bijak menggunakan teknologi yang
saat ini berkembang dengan pesat. Tak ada yang salah jika mereka
membagikan hal-hal yang positif seperti prestasi, pesan dakwah atau
ide-ide kreatif. Namun akan berdampak sebaliknya jika yang mereka
viralkan adalah hal yang sia-sia, jauh dari manfaat.
Lantas
siapa yang patut disalahkan atas fenomena ini?
Menurut
Abah Ihsan, pakar parenting, seorang anak boleh menggunakan gadget
ketika dia berumur 17 tahun, itu pun harus disertai dengan
pendampingan orangtua. Alasannya tentu karena anak-anak belum bisa
menggunakan gadget dengan bijak. Mereka pun tak bisa memilih dan
memilah fitur-fitur yang baik untuk mereka. Yang ada di pikiran
mereka hanya kesenangan saat main gadget tanpa mempertimbangkan
resikonya. Tak heran jika anak sudah kecanduan gadget, mereka akan
sangat sulit untuk dilepaskan dari gadget.
Yang
terjadi sekarang justru sebaliknya, balita pun sudah lihai memainkan
gadget. Kita memang tak bisa menutup mata dari kemajuan teknologi.
Suka atau tidak anak-anak akan terpapar dengan kemajuan teknologi.
Hanya saja anak-anak yang minim pendampingan orangtua ketika
menggunakan gadget rentan terjebak pada hal-hal negatif.
Karena
itu peran orangtua sangatlah penting dalam mendampingi para remaja.
Dimasa-masa pencarian jati diri, para remaja sangat memerlukan
bimbingan dan arahan dari orangtua agar mereka tak terjerus ke dalam
pergaulan yang salah. Selain itu orangtua pun harus sedini mungkin
menanamkan pemahaman akidah yang kuat terhadap anak-anak mereka. Agar
mereka bisa tumbuh sebagai generasi yang memiliki kejelasan visi
hidup, yaitu hidup semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Bukan
generasi yang krisis jati diri dan menuhankan hawa nafsu semata.
Yang
tak kalah penting orangtua pun harus bisa menjadi sosok idola bagi
anak-anak mereka. Dekat dengan anak-anak dan bisa menjadi sahabat
mereka. Orangtua harus bisa menjadi tauladan dalam perkara akidah dan
akhlak. Termasuk dalam hal menggunakan gadget dan memanfatkan semua
fiturnya. Dengan begitu para remaja tak perlu mencari sosok lain
untuk diidolakan. Jika Bowo saja yang bermodalkan video di tik tok
bisa jadi idola, apalagi orangtua yang membesarkan, merawat dan
mendidik anak-anak mereka dengan tulus.
Namun,
saya sebagai orangtua tetap merasa was-was dengan pergaulan anak-anak
di luar rumah. Jika di rumah kita bisa mengawasinya, namun ketika di
luar kita tak bisa mengawasinya. Karena itu saya rasa peran
masyarakat pun sangat penting. Masyarakat harus lebih peduli dengan
kerusakan generasi dan berusaha memperbaikinya. Jangan hanya karena
mereka (generasi-generasi yang rusak) itu bukan anak kita, lantas
kita tak mempedulikannya. Kemaksiatan bisa tumbuh subur salah satunya
karena ada pembiaran dari masyarakat.
Karena
itu, yuk! Kita sama-sama. Bahu membahu menjaga generasi kita agar
tumbuh sebagaimana fitrahnya dan terjaga dari hal-hal yang merusak
akidah dan akhlaknya.
pentingnya penanaman aqidah sedari kecil..
BalasHapuspenting juga pihak pemerintah untuk filterisasi, sesuatu yang membuat jatuh masyarakatnya
iya. dan saya mengapresiasi langkah menkominfo yang sudah memblokir tik tok
Hapus