Pasca
tragedi 11 September di Washington DC (Diruntuhkannya gedung WTC),
Amerika terus menerus melancarkan aksi perang melawan teroris (War on
Terror) kepada dunia islam. Dan Amerika berhasil membentuk sebuah
paradigma di tengah masyarakat dunia, bahwa umat islam adalah
teroris. Karena itu masyarakat dunia harus berperang melawan para
teroris.
Tak
heran, jika kemudian dengan mudah Amerika menyerang negeri-negeri
muslim seperti Irak dan Afghanistan. Sementara tindakan bangsa Yahudi
yang merampas tanah Palestina dan menumpahkan darah kaum muslim,
tidak disebut teroris. Atau kekejaman pemerintah Myanmar yang
membantai muslim Rohingya tidak juga mereka sebut teroris. Begitupun
dengan pemerintah Cina yang keji membunuh muslim Uighyur, bukan
teroris di mata mereka. Karena itu dunia diam dan tak melakukan aksi
apa-apa untuk melindungi hak-hak umat muslim.
Padahal
dalam pengertiannya, teroris adalah siapa saja yang membuat teror.
Hanya saja sampai saat ini, sebutan teroris selalu disematkan kepada
umat islam.
Namun
penembakan keji yang terjadi di Selandia Baru tanggal 15 Maret
kemarin, kembali membuka mata kita, tentang siapa teroris
sesungguhnya. Brenton Torrant yang merupakan masyarakat kelas bawah
di Australia menembaki dengan brutal jamaah sholat jumat di masjid Al
Noor. Bahkan dia dengan bangga menyiarkan secara langsung aksi
kejinya di laman facebook miliknya. Hingga saat ini, korban meninggal
mencapai 50 orang.
Brenton
Torrant adalah seorang rasis. Dia yang berasal dari ras kulit putih
merasa khawatir dengan laju imigran muslim di Autralia yang terus
bertambah. Hal ini menurutnya bisa menggeser supremasi ras kulit
putih. Benih-benih kebencian begitu kuat dalam diri Brenton hingga
membuatnya melakukan aksi brutal. Dia sangat membenci orang muslim
yang meng-invasi orang eropa atau ras kulit putih. Padahal ras kulit
putih pun telah menggeser suku Aborigin, suku asli Australia.
Kemuliaan
Islam
Jika
Brenton Torrant sangat membenci umat islam yang melakukan invasi ke
negeri-negeri eropa, kenapa dia tidak membenci orang-orang eropa yang
menginvasi timur tengah dengan senjata? Padahal islam datang dengan
damai.
Negeri-negeri
barat, sekalipun mereka menjunjung tinggi HAM dan kebebasan,
kenyataannya mereka tidak bisa melepaskan diri dari rasialisme dan
superioritas. Rasialisme masih menjadi peer besar bagi negeri-negeri
barat.
Berbeda
dengan islam. Dalam Al quran Allah berfirman bahwa Dia menciptakan
manusia berbeda bahasa, ras, dan warna kulit untuk saling mengenal.
Karena itu perbedaan di tengah-tengah masyarakat merupakan sebuah
keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Sikap seorang muslim dalam
menghadapi perbedaan sudah jelas. Menerimanya dan menjadikan hal ini
(perbedaan) sebagai salah satu bukti dari kekuasaan Sang Khalik.
Bangas
Arab tidak lebih mulia dibandingkan dengan bangsa non Arab. Kulit
putih tidak lebih baik dari kulit hitam. Atau rambut pirang tidak
lebih baik dibanding rambut hitam. Satu yang membedakan manusia di
hadapan Allah yaitu ketaqwaannya. Karena itu, Bilal seorang budak
hitam memperoleh kedudukan mulia di surga, sementara Abu Jahal yang
putih rupawan dari kalangan bagsawan, abadi di neraka.
Umat
Islam butuh Perisai
Serangan
demi serangan yang dilancarkan kepada umat islam. Pun
pembantaian-pembantaian yang menimpa umat islam di seluruh belahan
dunia, seharusnya menjadi bahan renungan bagi kita, bahwa umat islam
butuh perisai. Pelindung yang akan menjaga keimanannya, kehidupannya,
hak-haknya, dan eksistensinya di dunia.
Kita
tidak bisa berharap pada badan keamanan PBB ataupun lembaga-lembaga
islam dunia. Mereka hanya bisa mengutuk selebihnya tak ada yang bisa
mereka lakukan. Kekuatan mereka tumpul. Kekuatan negeri-negeri muslim
pun tak bisa menjadi jaminan. Sekalipun jumlahnya banyak, namun saat
ini kekuatan itu tercerai berai oleh sekat-sekat nasionalisme.
Karena
itu umat islam butuh Khilafah. Sebuah institusi yang memiliki
kekuatan politik dan bisa menyatukan negeri-negeri islam di seluruh
dunia. Hingga keberadaannya bisa melawan hegemoni negeri-negeri Barat
di dunia islam. Khilafah akan menjadi pelindung umat islam dari
penjajahan dan penindasan. Hingga tak akan ada lagi darah umat islam
yang tumpah.
Wallahu
A’lam bi Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming