Saya
ingat banget dengan iklan salah satu e-comerence yang baru dengan
tagline petasan-nya. Emang udah lebaran? Hihihi lucu. Menurut
saya, iklan ini sedikit banyak menyindir umat muslim khusunya di
Indonesia yang heboh banget menjelang lebaran. Hebohnya bukan karena
menyadari bahwa Ramadhan akan berlalu, tapi heboh mempersiapkan baju lebaran, kue lebaran, mudik, dan segala pernak pernik lainnya. Aih,
dan parahnya saya pun termasuk yang demikian.
Waktu
kecil saya memaknai hari idul fitri atau lebaran sebagai hari
kebebasan. Maksudnya bebas dari kewajiban puasa ramadhan yang saya
rasakan sebagai beban. Namun seiring bertambahnya umur dan pemahaman,
saya akhirnya sadar bahwa puasa ramadhan bukanlah sebuah beban, tapi
salah satu bukti ketaatan kita pada Sang Khalik.
Menyadari
kesalahan ini, saya bertekad agar anak-anak bisa memahami hakikat
puasa dan idul fitri atau hari kemenangan dengan benar. Lebaran bukan
tentang baju baru saja, tapi tentang jiwa yang menang setelah sebulan
penuh menjalankan puasa dan mendapatkan ampunan dari Rabbnya.
Kalimah
‘Id (Bukan Aid) ialah kalimah bahasa Arab yang bermaksud perayaan
atau hari ulang tahun. Fitri bermakna berbuka atau makan minum.
Maksudnya, pada Hari Raya (tanggal 1 Syawal) umat islam dikehendaki
berbuka dan haram berpuasa. Fitri juga bermaksud tabiat semual jadi.
Maksudnya orang-orang Islam setelah menjalani ibadah puasa selama
sebulan disertai dengan ibadah-ibadah lain, akan bersih dari segala
dosa sehingga keadaan diri mereka seolah-olah kembali seperti bayi
yang baru dilahirkan.
Namun,
orang Indonesia kadung senang dengan budaya ini. Saya pun akhirnya
membelikan si kecil baju baru karena ngenes. Teman-temannya
punya masa dia tidak. Ah! Baper banget yaaa. Tidak ada salahnya
membeli baju baru, karena memang ketika hari raya, kita disunahkan
untuk memakai baju yang bagus. Yang menjadi permasalahan adalah
ketika kita memaksakan untuk membeli baju baru.
Ketika
ingin membeli baju lebaran atau membelikan baju lebaran untuk anak,
maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan,
1.
Kita harus faham dan memahamkan si kecil bahwa hakikat idul fitri
bukanlah baju baru. Tapi kemenangan jiwa kita setelah menjalankan
puasa ramadhan. Membeli baju baru semata-mata menjalankan sunah
Rasul. Dengan catatan kita mampu membelinya. Kalau tidak mampu, ya
tidak harus memaksakan.
2.
Pada dasarnya, sebagai seorang muslim kita memiliki kewajiban untuk
menutup aurat. Jadi, ketika kita membeli baju, hal ini semata-mata
kita lakukan untuk memenuhi kewajiban menutup aurat. Bukan untuk
mengikut fashion apalagi pamer. Karena itu, belilah baju yang bisa
menutup aurat kita.
Baca
juga : Syariah versus Style
3.
Jangan jadikan aktivitas membeli baju lebaran sebagai aktivitas yang
merusak pahala atau bahkan membatalkan puasa kita. Tak jarang karena
kelelahan dan kondisi di pusat perbelanjaan yang penuh sesak, banyak
dari kita yang membatalkan puasa. Hauslah, laparlah, capelah, dan
alasan-alasan lain. Jika kita tak mau hal ini terjadi, kita bisa
membeli baju di toko online, zalora salah satunya. Kita tinggal
duduk, buka laptop, dan baju pun sampai di rumah. Simple kan?
zalora |
4.
Beli baju yang sesuai dengan kemampuan kita. Tak perlu yang mahal.
Hal terpenting adalah baju tersebut sesuai dengan kaidah syara, baik
untuk laki-laki maupun perempuan.
Diakhir
Ramadhan, yang harus kita lakukan adalah memperbanyak amal ibadah
agar Ramadhan ini tidak berlalu begitu saja. Jangan sampai kita
menjadi orang yang rugi karena hanya mendapat lapar dan haus saja
dari puasa kita.
Semoga
Allah menerima ibadah puasa kita semua dan menjadikan kita hamba yang
bertaqwa selepas Ramadhan ini. Aaaamiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming