credit |
Islam adalah agama yang sempurna. Ia tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan penciptanya, namun mengatur juga hubungan manusia
dengan sesamanya dan dengan dirinya sendiri. Untuk hubungan manusia
dengan Sang Khalik, islam mengaturnya dalam perkara akidah dan
ibadah. Sedangkan untuk hubungan manusia dengan sesamanya, islam
mengaturnya dalam perkara mu’amalat dan uqubat. Perkara pakaian,
makanan, dan akhlak adalah aturan islam untuk hubungan manusia dengan
dirinya sendiri. Karena itulah, agama kita bernama islam (yang
berarti selamat). Karena ketika setiap muslim melaksanakan
aturan-aturan islam dengan sempurna, maka manusia akan selamat dunia
dan akhirat.
Berbicara masalah akhlak, akhlak adalah sesuatu yang sangat penting
bagi setiap muslim. Jika diibaratkan sebuah pohon, maka akhlak adalah
buahnya. Ketika kita mengingankan buah yang bagus, maka pohon
tersebut haruslah memiki akar, batang, dan daun yang bagus pula.
Karena sebuah pohon mustahil akan berbuah dengan baik jika bagian
pohon yang lainnya jelek. Begitu pula seorang muslim, dia akan
memiliki akhlak yang mulia manakala dia memiliki akidah yang kuat dan
diterapkannya aturan islam dalam setiap sendi kehidupan.
Bisakah saat ini seorang muslim, khususnya muslimah memiliki akhlakul
karimah?
Ideologi sekuler yaitu memisahkan agama dalam kehidupan, telah tumbuh
subur di masyarakat. Islam seolah-olah hanya agama ritual yang
mengatur hubungan manusia dengan penciptanya. Sedangkan dalam
kehidupan bermasyarakat bahkan bernegara, islam dipinggirkan.
Lihat saja, bagaimana kehidupan muslimah saat ini. Mereka lebih
senang meniru kehidupan ala barat yang cenderung bebas dan
meng-kuno-kan ajaran islam. Mereka bebas bergaul dengan lawan jenis,
terlibat hubungan asmara yang tidak halal, tanpa malu membuka aurat,
serta lebih sering melakukan perbuatan dan mengeluarkan perkataan
yang sia-sia bahkan buruk. Mereka beragama islam, tapi tak tahu
bagaimana cara islam mengatur kehidupan mereka.
Rasulullah Saw., bersabda,
“Sesungguhnya
aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
Yah, kita
tentu sudah mempelajari sirah Nabi Muhammad Saw., beliau lahir di
tengah masyarakat Arab jahiliyah yang jauh dari nilai-nilai moral
bahkan agama. Setelah itu beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul untuk
menyempurnakan akhlak mereka. Dengan apa caranya? Yaitu dengan
membina setiap orang dengan akidah islam kemudian menegakkan aturan
islam di tengah-tengah masyarakat.
Ketika
aturan islam tidak diterapkan di tengah-tengah masyarakat, maka sulit
sekali setiap muslim terikat dengan aturan-aturan islam. Contoh kecil
misalnya, seorang muslim dituntut untuk memiliki rasa malu. Namun
saat ini dengan menjamurnya sosmed, para muslimah tak lagi malu
memajang foto selfienya atau foto kemesraaan dengan suaminya. Tak
malu pula untuk mengumbar aib dan mengeluh di sosmed.
Kesimpulannya,
jika kita ingin diri kita sendiri dan seluruh umat muslim memiliki
akhlakul karimah haruslah dimulai dari tataran individu kemudian
masyarakat secara keseluruhan. Dalam tataran individu haruslah ada
pembinaan yang intensif seperti yang dilakukan Rasulullah Saw. Kepada
para sahabatnya, agar tertanamnya akidah yang kuat pada setiap
muslim. Setelah itu bersama-sama kita berjuang agar aturan islam
kembali diterapkan, agar akidah setiap muslim bisa terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming