25 Agustus 2015

Yuk! Ajari Anak Laki-Laki untuk Buang Air Kecil dengan Baik


Suatu hari, ketika saya sedang mengganti celana si bungsu, tiba-tiba tetehnya nyeletuk,
“Mi, mamas (sebutan halus *sunda untuk alat kelamin laki-laki) De iko mah alit, mamas Ajil ageung.”

Mi, mamas de iko kecil, mamas Ajil besar.

Mendengarnya berbicara seperti itu saya kaget bukan main. Langsung saya memberondongnya dengan beberapa pertanyaan.
“Dimana, iraha, teteh ningali mamas Ajil?”

Dimana, kapan teteh lihat mamas Ajil”

“Di luar,” jawabnya enteng.

Eeeerrrr. Saya gemas bukan main. Mereka memang masih kecil, tapi jika kebiasaan melihat ini terbawa sampai besar? Apa jadinya? *tepuk jidat!

“Nanti mah jangan liat lagi, ya, Teh! Mamas itu aurat. Nggak boleh dilihat,” saya coba menasihati.

“Ajil na papang di luar,” dia membela diri.

Ajilnya kencing di luar

oh, ternyata seperti itu. *gaya syahrini.

Ajil adalah anak saudara plus tetangga terdekat saya. Usianya 6 tahun. Karena rumah kami dekat, dia sering main ke rumah. Saya perhatikan, dia memang selalu kencing di luar rumah. Kadang-kadang malah dimana saja. Pernah sekali waktu dia kecing di tempat sampah di depan rumah. Al hasil, begitu saya mau buang sampah, tercuimlah bau tidak sedap. Saya pernah menasihatinya untuk tidak kencing sembarangan. Yah, tapi apa daya, wong orangtuanya membolehkan begitu.

Entahlah, mungkin bagi sebagian orangtua adalah hal yang lumrah jika anak laki-laki kencing di luar rumah. Kalau mau kencing tak perlu ribet ke kamar mandi. Tinggal buka celana, kencing, sudah. Tidak perlu bersuci.

Awalnya saya juga menganggap lumrah hal ini, tapi setelah saya belajar lagi, ternyata kebiasaan kurang baik ini harus benar-benar dihapuskan. Islam sangat memperhatikan hal ini. Bahkan dalam pembahasan-pembahsan fikih, bab thaharah selalu ada di awal. Itu artinya, bersuci dalam islam sangatlah penting. Bahkan ada hadits yang menyebutkan bahwa Kebersihan itu sebagian dari iman.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – اِسْتَنْزِهُوا مِنْ اَلْبَوْلِ, فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْهُ – رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيّ

وَلِلْحَاكِمِ: – أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْ اَلْبَوْلِ – وَهُوَ صَحِيحُ اَلْإِسْنَاد ِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.” Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni.

Diriwayatkan pula oleh Al Hakim, “Kebanyakan siksa kubur gara-gara (bekas) kencing.” Sanad hadits ini shahih.

Nah loh! Hadits ini, memberitahu kita bahwa adakalanya dosa-dosa itu datang dari hal-hal yang tidak kita sadari. Termasuk air kencing yang tidak dibersihkan. Air kencing termasuk najis, maka ketika ia menempel di tubuh atau pakaian, shalat kita tidak sah. Hal kecil yang berakibat fatal bukan? Karena itu sebagai orangtua, sedini mungkin kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk buang hajat dan bersuci dengan baik.

credit

Yuk ajari anak laki-laki untuk buang air kecil dengan baik, karena :
1. Terkait dengan aurat. Jika dia buang hajat di sembarang tempat maka auratnya akan terbuka kemana-mana.
2. Air kencing adalah najis karena itu harus dibersihkan dengan baik. Jika terciprat ke pakaian atau tubuh maka shalat tidak akan diterima.
3. Bau dari air kencing yang tidak dibersihkan akan menjadi mudhorot bagi orang lain, yang kebetulan menciumnya.
4. Jika tidak dibiasakan dari kecil, kebiasaan buruk ini akan terbawa terus sampai dewasa. Pernah lihat kan bapak-bapak yang kencing di pohon pinggir jalan? Atau di terminal bis?

8 komentar:

  1. Tempat sampahnya bau hangseur atuh ya hhe. Iya ya teh, setuju pisan, harus dididik dari kecil ya. jangankan yang sembarangan seperti itu, yang sudah apik dan dicuci pun kadang masih ada yang tersisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kang. bau hangsuer :)

      usia anak-anak memang waktu yang tepat untuk melakukan pembiasaan. kalau sudah dewasa mah kadang susah dirubahnya.

      Hapus
  2. iya saya pernah liat bpk-bpk kencing di pinggir jalan kenapa gak ke toilet ajah gituh

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin kebelet. atau nggak punya uang buat bayar toilet umunya :)

      Hapus
  3. Aku paling sebel kalau ada anak-anak pipis sembarangan. Apa lagi di jalanan.

    Takut kena rok soalnya...
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, mbak :)
      ternyata anak perempuan juga suka ya..

      Hapus
  4. He eh, emang kudu diingatkan terus. Kadang sekali lihat orang dewasa berdiri, anak-anak prakteknya keterusan dengan dalih, "Tuh kemarin Om ini juga berdiri dst dst."

    BalasHapus
    Balasan
    1. guru kencing berdiri murid kencing berlari..
      hihhihi

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming