6 Februari 2013

Catatan Ummi Kece #1


Aaaaaa, alhamdulillah. Setelah beberapa hari nggak nulis, akhirnya hari ini bisa nulis juga. Ternyata menulis di sela-sela kewajiban seorang ibu itu nggak gampang. Butuh manajemen waktu yang baik banget agar tak ada satu pun yang terlantar.

Oke. Seperti postingan berseri saya ketika hamil yang berjudul Catatan Calon Bunda, kali ini setelah punya anak saya juga ingin menulis lagi sebuah postingan berseri agar moment-moment dan pelajaran berharga yang terserak pada bentangan waktu yang saya jalani dengan si kecil tak ada yang terlupa. Potingan kali ini saya beri judul Catatan Ummi Kece. *hahhha (dilarang ketawa) mungkin kalian heran kenapa dulu Bunda sekarang Ummi? Dulu saya memang ingin anak saya memanggil saya Bunda, tapi setelah dipikir-pikir lagi, mending Ummi aja deh, itung-itung menerapkan bahasa arab sejak dini. *tsaaah :P
Teruuuus, kenapa harus Ummi Kece. Dalam kamus gaul, kece itu artinya cantik banged, ganteng bangeud, kereeeen deh pokoknya. Nah, berhubungan dengan hal ini, saya pakailah kata kece, untuk mendeskrifsikan diri saya. Hahahahah :D (Ketawanya makin lebar) Bukan saya narsis, eh emang narsis ding, tapii, nama itu kan doa. Mudah-mudahan saya benar-benar jadi Ummi kece, artinya Ummi yang cantik hatinya, akhlaknya, tutur katanya, dan juga cantik parasnya. Ammiiin. ^^

Di catatan saya yang pertama ini, saya ingin berbagi kisah tentang kaidah kausalitas seorang Ummi. Yang belum tahu kaidah kausalitas, saya jelasin dulu yaaa, kaidah kausalitas itu, adalah adalah upaya untuk mengaitkan sebab dengan akibatnya.  Kaidah kausalitas atau disebut juga As-Sababiyyah merupakan landasan dalam menjalankan berbagai aktivitas (qâ’idah ‘amaliyyah) dan meraih berbagai tujuan.  Dengan memenuhi tuntutan kaidah ini, suatu aktivitas dapat terlaksana, bagaimanapun keadaannya, baik mudah ataupun sulit.  Dengan memenuhi tuntutan kaidah ini pula, tujuan suatu aktivitas akan dapat diraih, bagaimanapun keadannya, baik dekat ataupun jauh.

Ketika kita sekolah dulu kita sudah belajar tentang hubungan sebab dan akibat. Contoh kecilnya. Karena tidur malam, seorang anak bangun kesiangan. Sebabnya adalah tidur malam dan akibatnya adalah bangun kesiangan.

Seorang Ummi jelas harus mempunyai kaidah kausalitas dalam menjalani perannya. Kaidah kausalitas ini tentu saja akan membantu kita dalam menentukan goal apa saja yang ingin kita raih dan membantu juga dalam proses mewujudkannya.

Saya misalnya, ingin menjadi ibu yang mendidik anak saya dengan hati bukan dengan kekerasan. Maka, ini adalah akibat yang saya tentukan, sebabnya bisa kita rinci satu-satu. Misal, ketika akan sholat kemudian si kecil tiba-tiba menangis, maka yang saya lakukan, adalah membujuknya bukan memarahinya.
Atau contoh yang lain, saya ingin anak saya di usia 2 tahun sudah hafal al fatihah, maka sebab yang harus saya tempuh adalah sering-sering membacakannya pada si kecil atau membacakan al fatihah ketika dia akan tidur.

Sebenarnya banyak sekali pencapaian yang ingin kita raih sebagai seorang Ummi, hanya saja terkadang kita melanggar sendiri bahkan tidak melaksanakan sebab-sebab yang akan mengantar kita pada pencapaian yang kita inginkan.

So, mulai dari sekarang yang harus kita lakukan adalah menentukan garis finish dan run!:)
hiladahanun.blogspot.com



Regards,
Ummi Khoir