30 November 2013

Memburu Sunah dengan Membunuh

Judulnya serem bener ya? Kesannya saya adalah teroris kelas kakap yang haus darah manusia. hihi :D
Tapi beneran deh, saya bukan teroris, bukan pula zombie.
Yang saya maksudkan membunuh adalah membunuh cicak. Loh kok cicak sih? Apa salahnya binatang unyu-unyu ini?

credit

29 November 2013

Sehari Tanpa Gadget : I am Yours

credit
Hari gini siapa sih yang nggak tahu gadget? Tua, muda, dan orang dengan berbagai profesi pun pasti mempunyai gadget. Saat ini gadget hampir menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang. Namun, ibarat dua sisi mata uang, perkembangan gadget juga mendatangkan dua sisi, sisi positif dan sisi negatif.

Belajar Tangguh pada Simpay Tampomas

Tadi sore -tanpa sengaja- saya nonton acara Merajut Asa di Trans7. Wah, ternyata yang diliput adalah warga lereng gunung Tampomas di Sumedang. Tepatnya di desa Cibereum, kecamatan Cimalaka, kabupaten Sumedang. Saya tambah semangat mengikuti acara ini meski sudah di segmen terakhir.
Jadi pengen pulang kampung deh.

gunung tampomas

24 November 2013

Masuk Neraka Siapa Takut #Don't Tell It Anyone

Awalnya saya kaget melihat judul giveaway Mas Hari kali ini. Masuk neraka siapa takut?! Terkesan seperti menantang Sang Pencipta ya? Tapi di balik judulnya yang serem ampun-ampunan, saya tahu ada maksud baik yang ingin diberikan Mas Hari yaitu dakwah. Dalam kehidupan sehari-hari kita memang sering dengan entengnya melakukan suatu pekerjaan yang dibenci oleh Allah. Seolah-olah kita memang tak takut dosa dan tak takut masuk neraka. Mudah-mudahan setelah ini kita bisa menjadi seorang hamba yang senantiasa mengaitkan segala amal perbuatan kita dengan hari penghisaban kelak.
Ada Allah yang Maha Melihat. Ada Allah yang Maha Adil. Ada Allah yang Maha Menuntut Balas.

***

12 November 2013

Nikah Muda, Enak Nggak Sih?

Nikah muda itu enak nggak sih?

Pertanyaan ini yang kerap tersirat dan tersurat dari teman atau orang yang kenal saya, setelah saya menikah. Hhmm, kalau ditanya enak atau nggak jawabannya relatif. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

Dari sisi kesempurnaan agama, nikah muda itu tentu enak karena di usia yang masih muda separuh agama kita telah sempurna.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى، نَا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ مَخْلَدٍ الْإِصْطَخْرِيُّ، نَا عِصْمَةُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ، نَا زَافِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ إِسْرَائِيلَ بْنِ يُونُسَ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ يَزِيدَ الرَّقَاشِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الْإِيمَانِ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي»

Muhammad bin Musa menuturkan kepadaku, Muhammad bin Sahl bin Makhlad Al Isthakhri menuturkan kepadaku, Ishmah bin Mutawakkil menuturkan kepadaku, Zafir bin Muslim menuturkan kepadaku, dari Israil bin Yunus, dari Jabir, dari Yazid Ar Raqqasyi, dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘barangsiapa menikah, ia telah menyempurnakan setengah agamanya. maka hendaknya ia bertaqwa kepada Allah untuk setengah sisanya‘”

Bahagianya Orang-orang yang Menikah

Judul Buku : Maka Menikahlah!
Penulis : Aninditya Santoso, dkk
Penerbit : 3M Media Karya
Tebal : 120 halaman

Maka menikahlah adalah sebuah antologi yang disusun 12 perempuan (termasuk saya) untuk melukiskan keajaiban pernikahan. Ada yang menceritakan kisahnya sendiri, ada pula yang menceritakan pengalaman orang terdekatnya.

Pernikahan memang menjadi satu hal yang diinginkan setiap orang. Siapa sih yang mau hidup sendiri seumur hidup? Sudah menjadi fitrah manusia untuk hidup berpasang-pasangan. Namun sayangnya banyak dari kita yang memandang pernikahan hanya dari sisi indahnya saja. Tanpa mau melihat sisi lain yang justru lebih penting yaitu jatuh bangunnya mempertahankan pernikahan itu sendiri.

11 November 2013

Resensi : Kunang-kunang tanpa Cahaya


Judul buku : Kunang-Kunang Tanpa Cahaya
Penulis : Asya Mujahidah
Penerbit : Al Azhar Fresh Zone Publishing
Cetakan : Cetakan pertama, September 2011
Tebal : 352 halaman

Kunang-kunang Tanpa Cahaya. Pertama kali membaca judul novel yang ditulis seorang ibu muda ini, pikiran kita langsung tertuju pada sebuah kata “ketidaksempurnaan”. Ya, seumpama kunang-kunang yang tak memiliki cahaya. Padahal cahaya itulah bagian terpenting dari hidupnya.

5 November 2013

Tahun Baru : Resign Yuk!

Awal tahun baru dibuka suami dengan menyerahkan surat pengunduran diri ke kantor tempat dia bekerja. Sebenarnya hal ini (resign) adalah resolusi kami tahun yang lalu. Namun karena berbagai pertimbangan dan tipisnya nyali kami, resolusi itu baru tercapai sekarang. Banyak alasan yang akhirnya membuat suami memutuskan untuk resign dari kantor dan akhir Desember pulang kampung  ke Sumedang. Orangtua, keluarga, waktu, dan ibadah menjadi salah empatnya.

Suami bukan mau melamar ke tempat lain atau sudah mendapat panggilan dari kantor lain. Suami saya ingin pulang kampung. Yah, keputusan ini cukup membuat saya agak galau juga. Cara bertahan hidup orang-orang di desa dan di kota tentu jauh berbeda. Di kampung mana ada kantor? Yang ada sawah, kebun, peternakan. Sejauh yang saya tahu, suami tidak memiliki (belum memiliki) keahlian di bidang itu. Tapi katanya dia mau belajar. Mau belajar tentang penggemukan sapi, pertanian dengan sistem organik dan banyak hal lagi. Selain itu dengan kemampuan di bidang IT yang dia miliki, dia juga berharap bisa membuat orang-orang di desa melek IT. Ya, Syukur-syukur suami bisa membawa perubahan yang signifikan bagi desa kami.

Satu hal yang menjadi keyakinan saya untuk mendukung keinginan suami adalah saya punya Allah yang tentu tidak akan menelantarkan hamba-hamba-Nya. Oalah, orangtua saya juga ada di desa. Kenapa harus takut untuk memulai hal yang baru? Bahkan udara di desa lebih segar daripada di kota. :))

Selamat Tahun Baru 1435 H
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik :))

credit