29 Februari 2012

SEPI [SEN]DIRI



Akhir-akhir ini pagi selalu datang dengan membawa sepi
Menjamu awan-awan resah, pun embun-embun kepedulian yang membeku
Seperti kemarin, hari ini, dan mungkin hari-hari setelah ini
Matahari selalu disambut dengan seringaian kabut
Hingga terang terlalu cepat menghilang berganti kelam

Setiap sisi yang kutemui adalah jurang yang dalam
Setiap sudut kupijaki adalah hutan-hutan belantara
Setiap mata angin adalah padang-padang es yang bisu 
Hendak lari kemana?
Semuanya sepi, sunyi, [sen]diri

Seperti hidup di tengah-tengah kawanan pipit yang riuh, bernyanyi, tertawa
Tapi sayangnya, tak satupun dari mereka yang bernyanyi dan tertawa untukku


CATATAN CALON BUNDA #Diary2

DIARY #2



Menjadi ibu yang baik adalah harapan setiap perempuan yang mengerti akan kodratnya sebagai seorang ibu dan mimpi setiap perempuan yang menyadari jika di hari yang setiap urusan hanya menjadi milik Allah, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kewajibannya, dalam hal ini adalah anak-anaknya. Setiap perempuan yang memahami tugasnya sebagai seorang ibu, akan mengerahkan segala upaya agar dia bisa menjadi teladan dan madrasah untuk anak-anaknya. Tak peduli sesulit apa pun dan seberat apa pun cobaan yang mesti dilaluinya. Dalam perjalanannya, kita bisa lihat banyak perempuan yang gagal menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Entah karena dia tak memahami perannya, entah karena dia tak memiliki ilmu yang cukup untuk mendidik anak-anaknya, atau karena tuntutan keadaan yang mengharuskan mereka meninggalkan anak-anaknya dengan bekerja di luar rumah. Hmmm.

25 Februari 2012

JADI? KITA MAKAN APA DOONG?

Seperti biasanya, hari sabtu adalah jadwalku untuk mengikuti kajian tafsir mingguan dan halqah. Hmmm, dan sabtu kali ini, sayangnya aku lebih mempersilahkan si malas menang dengan membiarkan dirikuh tak mengikuti tafsir. Malah asik nonton 101 dalmatians. Gubrak!!! parahnyaaa. Astagfirullah. Tapi untuk halqah, aku mengusahakan diriku agar tetap hadir. Sabtu kali ini, soalnya musyrifahku baru.. *selingan curhat.

Ada perbincangan menarik ketika halqah tengah berlangsung. Kami (Aku, musyrifahku, dan teman-teman halqahku) sampai pada suatu topik tentang maraknya makanan-makanan yang tidak sehat. Bukan makanan itu yang salah, tapi pembuatnya alias produsennya sungguh terlalu. Kalian pasti tahu kan kalau kebanyakan makanan yang beredar di tengah-tengah kita sekarang adalah makanan yang tidak sehat, mengandung zat berbahaya dan atau zat yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah SWT? Masih hangat dalam ingatan kita tentang maraknya ikan berformalin, baso tikus, mie ayam pakai borak dan ayam tiren (mati kemaren), buah-buahan dengan festisida berlebihan, makanan yang mengandung minyak babi, makanan dengan pewarna sintesis sampai pada tempe dan beras yang dicampur pemutih. Uhhhekk * muntah. (Tapi bukan ngidam, masa ngidam saya sudah lewat, Om dan Tante ^^).


23 Februari 2012

CATATAN CALON BUNDA #Diary 1

#Diary 1



Assalamu'alaikum sahabatku ^^. Rencananya Catatan Calon unda ini akan menjadi proyek menulisku sampai melahirkan nanti, InsyaAllah. Dalam tulisan ini, aku hanya ingin berbagi pengalaman tentang betapa luar biasanya pengalaman menjadi salah satu perempuan yang dipercaya untuk mengandung. Oke oke, semoga kalian mendapatkan sesuatu setelah menelusuri setiap kata dalam tulisan ini yaaaaa.




Bismillah...



Dalam #Diary 1 ini, aku akan menceritakan detik-detik pertamaku menjadi calon bunda ^o^.

8 Februari 2012

24 MINGGU



24 minggu, yah, kita sudah bersama selama itu. Apa kau bahagia? kalau aku? Sudah tentu kau tahu apa jawabanku. Apa yang kau rasakan ketika pertama kali aku membuka mata, maka yang pertama kali kuajak bicara adalah kau. "Pagi, Sayang. siap untuk jalani hari ini? kita mohon perlindungan dulu pada penguasa hari. bagaimana?" itu yang kukatakan padamu. Lalu, kau meresponnya dengan geliat kecil yang berhasil membuat senyumku merekah. Kau memang pintar membuatku tersenyum, Sayang.

Sayang, kau tahu? Orang-orang di luar sana bilang, jika aku sedang mengandungmu sekarang. Ingin sekali aku katakan pada mereka, jika sebenarnya kaulah yang tengah mengandungku. Kau yang menumbuhkan detak dan hembusan nafas baru dalam waktu-waktu yang kujalani. Kau tumbuhkan lagi saraf-saraf otak yang selalu berfikir untuk bahagia. Kau tumbuhkan lagi sepasang lengan yang akrab dengan kehati-hatian. Kau tumbuhkan lagi sepasang kaki yang selalu melangkah ke tempat-tempat penuh malaikat. Kau tumbuhkan lagi lisan yang senantiasa berdzikir. Dan kau tahu? yang paling membuatku bahagia adalah kau berkenan menumbuhkan lagi sebentuk hati yang penuh sabar dan syukur.
Terima kasih, Sayang. Sekali lagi terima kasih.

24 minggu. Coba kita hitung, berapa lama lagi kau akan meringkuk di sana.
1,2,3,4,....,ahh
Tak peduli seberapa lama lagi kau di sana.
Aku hanya ingin kau tahu, jika dimana pun kau berada, maka di sanalah kau akan temukan penjagaanku dan  kasih sayangku.

Sayang, tentang tendanganmu akhir-akhir ini, err... ngomong-ngomong kenapa menjadi semakin keras? ^^


#setelah mendengar detak jantungmu, detak kehidupanku terasa semakin berarti

TULANG RUSUK



BUKAN SEMPURNA MELAINKAN PENYEMPURNA 
 



Bukankah jauh sebelum kulit tipis kita merasakan amosfer bumi, Allah telah lebih dulu memilihkan seseorang yang kelak akan menyempurnakan jiwa kita yang pincang? Namanya yang indah telah terukir dalam pada kitab kehidupan yang akan memetakan setiap garis yang kelak kita tapaki. Pertanyaannya, layakkah kita mengkhawatirkan seseorang yang pasti 'pas' dengan jiwa kita ? Tidak. Sekali lagi tidak. Kita, dengan kemampuan akal kita yang terbatas, rasanya tak pantas untuk mengkhawatirkan sesuatu yang tak bisa dijamah dengan akal kita yang lemah. Belahan jiwa. Yah, kita tak perlu merasa khawatir dengannya. Allah yang Maha Mengetahui, lebih tahu tentang siapa dan seperti apa jiwa yang bisa menjadi penyempurna hidup dan kehidupan kita. Sesempurna apa pun kita melukis paras, tutur kata, laku dan segala hal yang kita inginkan tentang dia, belahan jiwa kita, toh itu tak akan berarti apa-apa jika dibandingkan dengan ilmuNya yang seluas langit dan bumi . Bukankah kita tak tahu apa-apa ? Kita hanya bisa menggoreskan khayal tentangnya pada kanvas imaji kita. Namun pada nyatanya, Dialah yang telah lebih dulu melukiskan belahan jiwa kita pada kekuasaanNya, jauh sebelum Dia meniupkan ruh ke dalam jasad kita.
Jika telah sampai pada waktunya, sang penyempurna pun akan datang dan jiwa kita yang pincang akan merasakan suatu getaran kebahagian karena telah bertemu dengan jiwa yang akan menyempurnakannya. Sama sepertiku yang merasakan getar lain saat pertama kali bertemu dengan seseorang yang kini menjadi suamiku. Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, tak pernah terlintas sedikit pun di benakku, jika dia yang akan menjadi sosok penyempurna itu.

6 Februari 2012

Dialog Dua Hati

Aku pernah bertanya padanya tentang seberapa besar dia mencintaiku. Sambil menunggu jawabannya, egoismeku memuncak. Ingin sekali telingaku mendengar jika dia SANGAT mencintaiku. Tapi jawaban apa yang kudapat darinya?

Aku mencintaimu sebisa kemampuanku.
Hanya Allah yang bisa memberi kita cinta yang tak terbatas. Mungkin salah satu jalan cinta itu adalah dariku.
Tapi kau tahu? Aku selalu berdoa agar aku tak kehilangan cintamu

Saat itu aku menangis lagi...
Dan kutemukan lagi alasan untuk tetap mencintainya ^^

3 Februari 2012

LARUTAN HUJAN

Sebenarnya tulisan ini untuk diikutkan pada sebuah lomba menulis, tapi karena deadlinenya keburu lewat. Akhirnya diposting saja di laman ini ^^



Dalam pergantian siang dan malam ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berfikir.”

Dalam setiap pergantian siang dan malam ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil jika kita bersedia untuk mentafakurinya. Entah itu matahari, berputarnya matahari, kelahiran, kematian, bahkan hal kecil seperti semut-semut yang berjalan. Setiap apa yang ada di alam semesta bersinergi dan menggemakan keagungan-Nya.

Bagiku, ada suatu proses di alam yang memberikan pelajaran sekaligus memberikan efek yang sangat besar pada kehidupanku. Ia adalah hujan. Aku sangat menyukai hujan. Entahlah, selalu ada perasaan yang lain setiap kali tetes-tetesnya mulai terdengar di atas genteng rumah.

***


Sore ini hujan turun lagi dan lagi-lagi aku memaku diri di mulut jendela. Menyaksikan bulir hujan yang menari serta memintal secuil asa dari tariannya sebelum mereka pecah di tanah. Entah sudah berapa kubik air yang tumpah ruah ke bumi dan entah sudah berapa pintalan asa yang kukumpulkan sejak hujan mulai turun sampai ketika selokan-selokan telah luber tergenangi air. Aku tak tahu. Yang aku fahami hanya sebuah keinginan jika aku tak ingin beranjak dari tempatku sebelum hujan benar-benar reda.


Bagiku, hujan selalu menyuguhkan perasaan yang berbeda setiap kali tetes-tetesnya mulai terdengar di atas genteng rumah. Entah perasaaan apa. Yang jelas perasaan itu selalu membuatku hanyut dan tenggelam. Tenggelam pada sungai-sungai pertanyaan yang bermuara pada samudera jawaban. Yah, jawaban atas setiap pertanyaaan yang sekian lama membuat dadaku sesak.