22 Oktober 2012

Jalan untuk Iman

Proses beriman seseorang tehadap keyakinannya pasti berbeda-beda. Dalam hal ini, karena saya seorang muslim, saya hanya akan membahas bagaimana proses berimannya seorang muslim pada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan tentunya pada qada serta qadar. Di satu sisi ada seorang muslim yang dengan mudahnya mengucapkan kalimat syahadat kapan pun dia mau. Di sisi yang lain, ada seorang mualaf yang harus rela tulang belakangnya patah demi mengucapkan asyhadu'ala ilaaha illallah, wa asyhadu 'ana muhammadan rasulullah. Apakah hal ini mempengaruhi kuat lemahnya iman seseorang. I think, maybe yes maybe no. Sesuatu yang kita dapatkan dengan berlelah dan bersusah-susah pasti akan terasa sangat berarti bila dibandingkan dengan sesuatu yang kita dapatkan dengan mudah. Isn't it?

5 Oktober 2012

Do You Proud?

Akhir-akhir ini ada pertanyaan yang menyentil hati terdalam saya begitu melihat realita kehidupan kita sebagai seorang muslim.



Masihkah kita bangga menjadi seorang muslim?
Yah, masihkah kita bangga menjadi seorang muslim ketika tak nampak identitas seorang muslim di diri kita?
Atau bahkan kita asing dengan islam itu sendiri?

Masihkah kita bangga dengan keislaman kita ketika ciri-ciri khas seorang muslim justru kita takuti. Gamis lebar, janggut, celana di atas mata kaki?
Masihkah kita bangga dengan keislaman kita ketika kita menjadikan barat sebagai kiblat?
Atau ketika gambar-gambar artis korea yang justru memenuhi setiap sudut kamar kita?

Masihkah kita bangga berkata saya Seorang muslim ketika kita menghabiskan hidup kita hanya untuk mencari kesenangan dunia?
Atau ketika BBMan lebih sering kita lakukan dibanding membaca Alquran?

Masihkah kita bangga dengan keislaman kita ketika nabi kita dilecehkan kita diam saja?
Atau ketika kita merasa nyaman hidup dengan aturan selain aturan islam?
Jenguk hati kita sesering mungkin.