8 Maret 2017

Mengenalkan Huruf Hijaiyah pada Si Kecil dengan Cara yang Menyenangkan


Ah, anak saya mah, susah diajak belajarnya.”
Kalau anak saya senangnya main saja. Nggak mau disuruh belajar.”

Pernah dengar curhatan seperti ini? Sering! Saya malah satu dari jutaan ibu-ibu yang pernah mengeluhkan hal serupa. Si sulung a.k.a Teh Khoir yang tahun ini genap 5 tahun, dulu sangat sulit diajak belajar. Termasuk belajar membaca al qur’an. Baru dihadapkan dengan buku iqro saja, dia sudah nangis guling-guling. Uminya pun stres. Target yang telah disusun sedemikian rupa, tak bisa terealisasi.

Pada akhirnya saya mencoba berdamai dengan keadaan dan berusaha mencari solusi atas masalah yang saya hadapi. Saya mencari reperensi seputar dunia parenting yang bisa saya jadikan ajuan. Pada akhirnya saya menyadari bahwa selama ini saya keliru.
Setiap anak terlahir dengan firahnya sebagai pembelajar, hanya kita saja sebagai orangtua yang tidak bisa menemukan cara belajar yang disukai anak.

Belajar adalah sebuah proses untuk memahami sesuatu, sedangkan prosesnya sendiri tidak baku. Jadi mengajak anak belajar tidak berarti menghadapkan anak pada buku dan kita sebagai orangtua mengajarinya. Aduh.., zaman dulu sekali itu. Apalagi kalau ditambah dengan rotan di tangan sang ibu. Kezzzzzaaaam.

Pada postingan kali ini saya mau berbagi pengalaman ketika mengenalkan si sulung pada huruf-huruf hijaiyah. Langkah-langkah yang saya lakukan adalah,

1. Mencari kesenangan atau minat si kecil. Anak saya sangat senang mewarnai, karena itu saya mengajak dia belajar membaca al qur’an dengan media gambar. Saya menyebutnya kartu hijaiyah. Jangan bayangkan kartu hijaiyah yang dijual di pasaran ya! Saya membuatnya sendiri. Saya gunakan kertas HVS yang dibagi 4 kemudian digambar huruf-huruf hijaiyah. Satu kartu satu huruf. Saya yang menggambar dan si kecil yang mewarnai. Jadi nyambung dengan minatnya si kecil. Sambil mewarnai saya kenalkan nama hurufnya apa. Membuat kartu hijaiyahnya secara bertahap, tidak langsung semua. Awalnya 4 huruf, setelah 4 huruf ini hapal, tambah lagi 2 atau 4. begitu seterusnya sampai semua huruf hapal.



2. Cara belajarnya juga tidak serius. Malah saya lebih sering mengajaknya belajar dengan ajakan “Teh main kartu huruf yu!” daripada “Teh, belajar huruf yu!”

3. Konsisten. Kita harus menetapkan mau berapa kali dalam sehari si kecil belajar. Diskusikan ini dengan si kecil, biarkan dia yang memilih kapan mau belajar. Dan ajak dia untuk mentaati komitmen yang dibuatnya.

4. Beri si kecil motivasi ruhiyah. Kita harus bisa membiasakan memberi si kecil motivasi ruhiyah agar dia terbiasa melakukan sesuatu atas dasar ridho Allah, bukan yang lain. Biasanya kalau si kecil nggak mau diajak belajar saya akan membujuknya dengan mengatakan. “Ayo dong teh, belajar. Biar bisa cepet baca Al qur’an. Nanti bisa baca Al qur’an bareng sama Ummi. Allah sayang sama anak yang rajin baca Al qur’an. Katanya mau jadi hafidz? Kalau jadi hafidz nanti Allah kasih teteh mahkota yang bagus loooh! Lebih bagus dari mahkotanya Elsa.”

5. Puji si kecil kalau dia berhasil. Pada dasarnya anak-anak senang dipuji. Namun bukan pujian yang berlebihan. Yang sewajarnya saja, sesuai dengan pencapaian yang dia miliki.

6. Selamat menjadi pendidik generasi ^,^/

1 komentar:

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming