9 September 2015

Gara-Gara Teuku Wisnu


Bukan bermaksud untuk ghibah, kali ini kita ngomongin Teuku Wisnu yu! Bukan ngomongin rumah tangganya sama Shireen Sungkar, popularitasnya, atau kegiatannya, tapi ngomongin aksinya yang belakangan mengundang reaksi yang luar biasa dari sebagian saudara kita.

Saya salah satu ibu-ibu yang (jujur) seneng banget dengan hijrahnyaTeuku Wisnu. Dulu sering banget lihat dia wara-wiri di sinetron dengan adegan yang lumyan suur dengan lawan jenis. Tapi sekarang dia berubah drastis. Saya fikir, dia termasuk orang yang cukup concern dengan hijrahnya. Terbukti dengan penampilanya yang jauh berbeda, dengan janggut dan celana cingkrangnya, juga keputusannya yang bulat untuk meninggalkan dunia hiburan.

Sebelumnya, Teuku Wisnu juga membuat heboh dengan mengatakan bahwa meng-adzani bayi baru lahir tidak dicoontohkan oleh Rasulullah. Tak ada hadits shohih yang mencontohkan hal itu. Sekarang Teuku Wisnu kembali menjadi buah bibir setelah mengeluarkan statement bahwa bacaan Al fatihah untuk orang meninggal termasuk bidah, di acara Berita Islami Masa Kini yang dipandunya bersama Zaskia Mecca. Sontak saja, perkataannya langsung menuai reaksi yang beragam.


Mereka yang beraksi keras umumnya yang tidak sefaham dengan perkataan Teuku Wisnu tersebut. Masalah khilafiyah memang kerap memancing perselihan di kalangan umat islam, terutama mereka yang sensitif. Sebenarnya islam tak melarang adanya perbedaan dalam masalah furuiyah (cabang), asal punya pegangan dalil yang jelas dan shahih. Kalau kita sudah yakin dengan femahaman kita, tak usahlah ribut-ribut atau sampai menganggap kita yang paling benar. Malu dilihat tetangga *eh

Kali ini saya tidak akan membahas masalah Al fatihah bagi orang meninggal, biar itu menjadi urusan pribadi. Yang saya akan bahas adalah ke-kurang santunan-nya sebagian dari kita dalam mengingatkan orang lain. Saya gigit bibir membaca cacian cukup pedas yang diarahkan kepada Teuku Wisnu. Banyak artikel yang berjudul satir dengan menggelari Teuku Wisnu Al Ustadz. 


Saya takut fenomena Teuku Wisnu ini akan berdampak buruk pada umat islam yang lain. Akan bahaya jika nantinya kaum muslim menjadi takut berdakwah. Takut disalah-salahkan, takut dibully, dan takut dicap belum cukup ilmu seperti Teuku Wisnu. Berdakwah adalah kewajiban setiap muslim. Caranya tak monoton di atas mimbar, bisa kita lakukan semampu kita. Jadi walaupun ilmu baru seumprit, kita sudah wajib berdakwah, sampaikan apa yang kita tahu dan fahami. Sampaikan walau satu ayat. (Al hadits) Seandainya kita salah, jangan takut untuk meminta mmaf dan belajar lebih banyak lagi. Karena pada hakikatnya, semakin kita mempelajari ilmu islam, semakin kita sadar bahwa ilmu kita tidak ada apa-apanya dibandingkan ilmu-Nya yang seluas langit dan bumi.


Dari peristiwa ini kita belajar untuk bisa menerima setiap perbedaan dengan lapang dada. Kalau pun kita merasa harus meluruskan apa yang menurut kita salah, maka lakukanlah dengan santun dan tanpa menyakiti. Karena orang sekaliber imam syafi'i pun tak pernah merasa dirinya yang paling benar.

Imam Syafi berkata,
إِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ  فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ  وَدَعُوا مَا قُلْتُ -وفي 

رواية- فَاتَّبِعُوهَا وَلاَ تَلْتَفِتُوا إِلىَ قَوْلِ أَحَدٍ

Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku –dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan– maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.


5 komentar:

  1. Setuju :'(
    Netizen Indonesia (sebagian, ga semuanyaa) galak-galak kalo ingetin orang --"

    Allah Subhanahu wa Ta'ala aja memerintahkan Musa alaihisallam untuk bicara baik-baik sama Firaun. Firaun lhoo, orang yang luar biasa dzalim. Masa iya sesama muslim ngingetinnya kayak gitu T.T sedih...

    Aku pernah baca kutipan islamic scholar dari luar negeri (lupa siapa, kalo ngga salah Mufti Ismail Menk). Intinya gini, kalau Allah ada dalam hati seseorang, Allah akan melembutkan hati orang tersebut, bukan mengeraskannya. Jadi, buat yg ngerasa lebih baik, lebih suci, lebih berilmu kudu introspeksi lagi, dia nyembah Allah atau nyembah egonya. (note to myself too T.T)

    Nice post ukh ^^b

    BalasHapus
    Balasan
    1. eishh komentarnya makjleb nihh.
      semoga kita termasuk orang yang selalu bersikap dan berkata yang baik yaa

      Hapus
  2. Insyaa Allah. Masih banyak pekerja dakwah yang tetap istiqomah.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming