“Iya kalau lebih, Teh. Ini mah kurang, masih mau ngasih. Harusnya, kalau kebutuhan kita udah bisa terpenuhi baru ngasih ke ibunya.”
Suatu hari, dengan nada bicara yang diselimuti kekesalan, tetangga saya bercerita. Dia bercerita akan kebiasaan suaminya yang selalu memberikan sebagian penghasilannya kepada ibunya. Tetangga saya tidak ridho karena pengasilan suaminya terlalu kecil untuk dibagi dengan ibu mertuanya.
Speechless saya mendengarnya. Betapa sering masalah penghasilan dan siapa yang harus didahulukan suami, menjadi pemicu kekurang-harmonisan antara anak dan ibu mertua.
Suatu hari, dengan nada bicara yang diselimuti kekesalan, tetangga saya bercerita. Dia bercerita akan kebiasaan suaminya yang selalu memberikan sebagian penghasilannya kepada ibunya. Tetangga saya tidak ridho karena pengasilan suaminya terlalu kecil untuk dibagi dengan ibu mertuanya.
Speechless saya mendengarnya. Betapa sering masalah penghasilan dan siapa yang harus didahulukan suami, menjadi pemicu kekurang-harmonisan antara anak dan ibu mertua.
credit |
Setelah menikah, barulah saya mengerti bagaimana susahnya me-manage perasaan antara keinginan dinomor satukan suami dan kewajiban menghormati ibu mertua yang seharusnya dinomor satukan oleh suami. * ribet ya bahasanya? :)
Seorang perempuan pada dasarnya selalu ingin menjadi nomor satu dalam hal kasih sayang, perhatian, termasuk nafkah. Jika kondisi finansial keluarga baik, mungkin tidak akan menjadi masalah. Yang jadi masalah adalah ketika kondisi finansial sedang tidak stabil. Kasusnya akan seperti tetangga saya tadi. Uring-uringan. Bahkan kalau yang levelnya parah, bisa sampai empet sama mertua sendiri. Ketika kondisinya seperti ini, biasanya seorang istri akan dilanda kegalauan. Dia sadar bahwa setelah menikah, sepenuhnya, dia menjadi tanggung jawab suami. Meskipun nafkah yang diterima dari suami kurang, malu dong jika harus minta lagi sama orangtua. Kecuali kalau memang kepepet banget. Bisa dipecat jadi menantu, suami kita. Dan di sisi lain, dia pun sadar bahwa ibu mertua adalah tanggungjawab suami juga. Pada bagian ini, (menurut saya), adalah battle terbesar bagi seorang istri ketika mengarungi bahtera rumah tangga. Dia harus sabar dengan berapa pun nafkah yang diberikan suami dan ikhlas manakala suami membagi perhatiannya kepada ibunya, ibu kita juga.
Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)
Kalau dibaca sekilas, kok kesannya nggak adil banget ya? Suami berhak pada istrinya, tapi yang berhak kepada suami adalah ibunya. Eeiit tapi tunggu dulu! Allah itu Mahaadil. Pada setiap ketetapan-Nya pasti ada kebaikan. Jika setelah menikah istri berhak pada suami, siapa yang akan mengurusi orangtua kita? Setiap pasangan pasti sibuk dengan pasangannya masing-masing tanpa menoleh pada orangtua.
Mungkin saat ini, seorang istri merasa merana karena tidak lebih berhak dari ibu mertuanya, namun setelah punya anak laki-laki, dia berhak pada anak laki-lakinya. Jadi berdoalah supaya mempunyai anak laki-laki soleh yang akan menjaga kita setelah kita tua nanti. Dan saat ini, jangan mencegah suami kita untuk menjadi anak soleh bagi ibunya.
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya ketika kita bisa berpikir jernih dan mengkomunikasikannya dengan baik pada ibu mertua. InsyaAllah, orangtua akan mengerti keadaan kita ketika kita bicara baik-baik padanya. Orangtua mana sih, yang mau melihat anaknya susah?
Pengalaman saya sendiri, meskipun ibu mertua lebih berhak kepada suami, tapi beliaulah yang lebih sering mengalah. Allahu Akbar! Mungkin inilah kenapa Allah tak henti-hentinya memerintahkan kita utuk menghormati dan menyayangi orangtua kita.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik baiknya” (QS. Al-Isra’:23).
Kesimpulannya, istri yang baik itu adalah seorang istri yang mengerti posisinya dimana dan dengan penuh keikhlasan melaksanakan setiap kewajibannya pada suami dan orangtuanya apa pun kondisinya.
#Tulisan ini lebih menjadi selfreminder bagi saya, karena sampai saat ini masih belajar dan berusaha untuk bisa menjadi istri yang baik bagi suami saya. Bukan bagi suami oranglain. #Apa sih?
Kisah seorang sahabat Rasulullah, Alqamah, bisa kita jadikan contoh. Alqamah terkenal seorang yang wara' dan ahli ibadah, namun ketika sakaratul maut tiba dia tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid. Setelah ditelusuri, ternyata dosanya pada ibunyalah yang menyebabkan dia begitu menderita ketika sakaratul maut. Setelah menikah dia kurang memperhatikan ibunya, dan menyebabkan ibunya sakit hati.
mencerahkan.. thanx for sharing..
BalasHapussama-sama :)
HapusBagaimana kalau penghasilan itu dipegang smua sama Ibu mertua ? dan sbg Istri sy tidak mendapat hak apapun.. sedihkan?
BalasHapushal ini harus dikomunikasikan dengan suami mba, mba, sebagai istri juga punya hak untuk mendapatkan nafkah dr suami
HapusAku pun mengalami yg demikian, dan pernah merasa empet bgt jika liat mertua... penghasilan suami pas-pas an, tetapi suami selalu memberi uang belanja kepada ibunya dan bukan kepada saya... apa yang harus saya lakukan? Pada kenyataan'y kewajiban seorang suami adalah menafkahi istrinya, bukan ibunya... ��
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku pun mengalami yg demikian, dan pernah merasa empet bgt jika liat mertua... penghasilan suami pas-pas an, tetapi suami selalu memberi uang belanja kepada ibunya dan bukan kepada saya... apa yang harus saya lakukan? Pada kenyataan'y kewajiban seorang suami adalah menafkahi istrinya, bukan ibunya... ��
BalasHapuskewajiban suami adalah ibu dan istrinya. apalagi jika kondisi ibunya sudah janda. harusnya suami mba bisa membagi penghasilannya. semoga mba bisa bersabar, dan kedepannya bisa komunikasikan hal ini baik-baik dengan ibu dan suami. agar hubungan mba dengan ibu mertua bisa harmonis
Hapusterima kasih share nya.. setidaknya bisa menambah catatan dalam kasus yang saya alami beberapa minggu lalu.
BalasHapussama-sama.
HapusPada saat lebaran suami lebih pilih berangkat plg kampung bersama ibunya dg alasan antar krna kita tau ibunya seorang janda. Sdgkan kondisi saat ini saya sbg istri sdg hamil. Saya cm bs relakan saja skg. Krna pnh g rela awalnya, malah berakibat dpt sindiran terus dan saya terjepit dg kondisi bgini. Saya blm tau menurut agama bgmn??
BalasHapusLain halnya dgn saya mbak, secara financial saya gak pernah mengeluh meskipun penghasilan suami sedikit dan harus dbagi dengan ibunya yg janda, bahkan saya sering mengalah dlm hal keuangan,, yg bikin saya sebel adalah waktu dan pikiran suami saya, saya rasakan lebih bnyak untuk ibunya meskipun kami sudah tinggal d rumah sendiri, dan mertua saya spt ngga mau tau kesulitan kami, bahkan saatanak saya yg masih 16 bulan panas,masih bisa dia menyuruh suami saya datang k rumahmya hanya untuk buka bersama, nginep lagi.. Apakah saya jg termasuk istri yg tdk mrnyadari posisi sbg istri?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusjida urutan menyayanginya dari seorang istri, manakah yang di lebih dulukan dari, istri menyayangi anak adulu atau harus mengutamakan suami dulu
BalasHapusKadang ibu mertua ga selalu terus terusan baik. Malahan sering lebih ehois ketimbang istrinya.
BalasHapus