22 Januari 2013

Giveaway Senangnya hatiku : Pulang Kampung

-->
anginvenus.wordpress.com
Menurutku rumah adalah suatu hal yang ajaib. Dia bisa menjadi garis start sekaligus garis finish dalam waktu bersamaan. Kita membuka dan menutup hari di rumah. Rumah seolah menjadi pengingat bahwa sejauh apa pun kita melangkah, kita pasti akan kembali ke tempat dimana kita berasal. Rumah adalah sebuah bangunan yang pondasinya berasal dari rasa cinta, dindingnya adalah kasih sayang dan atapnya adalah harapan yang menjulang tinggi. Rumah, satu hal yang membuatku tak henti merinduinya.

Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika aku akan pergi merantau dan meninggalkan tanah kelahiranku di Sumedang dalam waktu yang cukup lama. Setelah menikah, sudah menjadi kewajibanku untuk patuh pada suami dan siap mendampinginya dimana pun dia berada. Jadi, ketika dia memboyongku ke Tangerang, tak ada alasan bagiku untuk menolak.
Setelah merantau, moment yang sangat kutunggu-tunggu adalah pulang kampung. Senang rasanya bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang kucintai. Tempat tinggalku adalah sebuah perkampungan yang masih perawan. Belum banyak tangan serakah yang mengutak-atiknya. Ketika kita melangkah ke timur dan ke utara, maka di sana kita akan menyaksikan pesawahan bak permadani yang digelar. Ketika berjalan ke selatan, di sana kita akan menyaksikan pohon-pohon yang rimbun dan menjulang. Keadaan ini, tentu sangat jauh berbeda dengan keadaan dimana aku tinggal sekarang. Panas dan padat. Setiap hari aku harus berebut oksigen dan orang-orang di sekitarku.

Seperti pengalamanku ketika pulang kampung bulan April tahun lalu. Saat itu aku tengah mengandung anak pertamku dan usia kandunganku menginjak 8 bulan. Dari awal mengandung, aku memang berencana untuk melahirkan di kampung dengan berbagai pertimbangan. Alasan paling mendasar, karena di kampung ada orangtua yang bisa membantuku mengurus anak nantinya.

Beberapa hari sebelum pulang kampung, aku sudah berkemas. Memasukan barang-barang yang akan kubutuhkan di sana. Suamiku sampai geleng-geleng kepala ketika aku harus membongkar lagi isi tasku karena ada barang yang harus aku pakai dulu. Aku ingat, saat itu hari jum'at tanggal 6 April 2012. terlebih dahulu suami minta cuti ke kantor untuk mengantarku pulang. Kami berangkat dari rumah bada sholat jum'at dan sampai di Sumedang kira-kira pukul 10 malam. Perjalanan yang panjang dan melelahkan jika mengingat kondisiku yang sedang hamil tua. Bapakku sampai menelepon berkali-kali menanyakan aku masih dimana. Tapi rasa lelah itu terbayar dengan pelukan hangat dari Mamah dan tawa riang adik-adikku yang menyambut kedatanganku. Mungkin “senang” saja tak cukup untuk melukiskan perasaan yang kurasakan saat itu.

Setiap aku pulang, Mamah selalu bertanya aku ingin makan apa. Dan kali ini aku ingin sekali makan goreng ikan lele plus lalapan dan sambal tomat buat Mamah. Benar saja, ketika aku sampai di meja makan, sepiring besar lele goreng sudah tersedia. Karena lapar yang melilit, tak kupedulikan lagi anjuran untuk tidak makan selarut ini. Nyam nyam, masakan Mamah memang paling enak.

Satu hal yang membuktikan jika aku sangaaat senang pulang kampung adalah perkembangan janinku. Awalnya, setelah di USG dokter menyebutkan jika berat badan bayiku kecil. Kemungkinan lahir hanya 2,6 atau 2,7 kg. Tapi setelah dua minggu ada di Sumedang TFU(Tinggi Fundus Uteri)ku naik 2 cm. Aku juga merasa jika perutku bertambah besar dengan cepat. Setelah anakku lahir, taraaaa berat badannya 3,5 kg. Bidan pun sampai terkaget-kaget dibuatnya. Ko bisa ya tambah besarnya cepet banget? Begitu katanya. Mungkin faktor utamanya bukan makanan yang bergizi apalagi susu kehamilan. Tapi kenyamanan yang aku rasakan di tengah-tengah keluarga.

Finally, setelah usia anakku menginjak 3 bulan, aku kembali ke Tangerang. InsyaAllah tanggal 24 besok, aku akan kembali merasakan senangnya pulang kampung. Kangeeeen banget sama keluarga dan rumah. Eh, iya, pohon rambutan di pekarangan rumah juga sedang berbuah. Bakal tambah asyik nih, pulang kampung sekarang.



Jika jarak yang menjadi pembeku senyumanmu
Maka pertemuan sudah tentu menjadi penghangatnya
Melelehkan setiap titik beku
Meleburkan kotak-kotak kerinduan
Mamah, aku merindukanmu sekarang
Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan
Tentang menakutkannya rimba kehidupan
Juga tentang bahagianya menjadi sulbi seseorang


Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Senangnya Hatiku
launching blog www.amazzet.com - giveaway senangnya hatiku

3 komentar:

  1. semoga sukses dengan kontesna sob

    BalasHapus
  2. Pulang kampung memang sungguh menyenangkan. Demikian juga saya ketika pulang ke Jombang. Alhamdulillah..., itu luar biasa, Mbak, sampai si kecil pun lahir menjadi 3,5 kg. Subhanallah, sebuah rasa senang yang menggerakkan semua. Maka, secara resmi artikel di atas saya nyatakan TERDAFTAR.

    Makasih banyak ya, Mbak Aisyah Al Farisi. Salam hangat persaudaraan dari Jogja.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming