13 Juli 2017

Ketika Si Kecil Bertanya (Part 1)


Tahun ini si sulung a.k.a teh Khoir sudah genap 5 tahun. Di tahun ini pula, dia mulai banyak mengajukan pertanyaan yang bikin umminya kewalahan. Anak usia 5 tahun, akalnya memang belum sempurna. Namun mereka sudah mulai bisa berfikir dengan mengaitkan kejadian yang di inderanya dengan pemahaman yang dia miliki.

Pada postingan “ketika Si Kecil Bertanya” ini saya ingin berbagi pengalaman terkait pertanyaan-pertanyaan si kecil. Siapa tahu diperlukan oleh para ibu yang mendapat pertanyaan serupa dari buah hatinya.

Sebelum teh Khoir menanyakan hal ini, saya sudah menjelaskan tentang Allah sebagai Al Khalik dan Al Mudabir. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini termasuk kita -manusia- Allahlah yang menciptakan dan mengaturnya.

Kemudian suatu hari dia bertanya,
“Mi, kalau fuzzle ciptaan siapa? Allah ya?”
“Fuzzle mainan teteh?” saya meyakinkan.
Dia mengangguk.“Kata Neng Intan mah, fuzzle teh bikinan manusia. Kan kata ummi juga semua ciptaan Allah!”
Saya tersenyum kecut. Saya meyadari kesalahan saya yang tidak tuntas menjelaskan tentang alam semesta kepadanya.

“Teh, fuzzle mah bikinan manusia.”
“Saur ummi, sadayana ciptaan Allah!” Dia cemberut menyadari perkataan temannya lah yang benar.

“Tidak semuanya ciptaan Allah, Teh. Tapi ada barang-barang yang buatan manusia. Seperti fuzzle, hp, lemari, mobil. Tapi, manusia bisa membuat barang-barang itu teh karena diberi akal dan kemampuan oleh Allah. Kalau bukan karena Allah mah, ya nggak bakal bisa.”


Mendengar penjelasan saya, dia tersenyum kemudian kembali menemui temannya untuk menjelaskan apa yang saya jelaskan.

Jadi intinya, ketika kita menjelaskan sesuatu kepada anak, jangan setengah-setengah. Takutnya, yang setengahnya lagi dia tafsirkan dengan cara berfikirnya yang masih belum sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming