2 Juli 2018

Fenomena Bowo dan Rusaknya Generasi


Akhir-akhir ini sosok Bowo ramai diperbincangkan. Pasalnya, remaja 13 tahun tersebut membuat heboh netizen dengan kepopulerannya di aplikasi tik tok. Seperti yang kita tahu, tik tok adalah aplikasi untuk membuat video dengan fitur-fitur tambahan yang bisa membuat video lebih menarik. Dan Bowo adalah salah satu artisnya.

Yang membuat saya heran adalah kenapa Bowo bisa se-hits itu di kalalangan remaja-remaja perempuan padahal video yang dibuatnya sangat jauh dari kata berkualitas. Hanya lipsing dan joged-joged tak jelas. Parahnya para fans Bowo sangatlah fanatik. Mereka rela mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa bertemu dan foto bareng dengan idolanya. Bahkan para ciwi-ciwi tanggung itu menyebut Bowo sebagai Tuhan baru dan mereka umatnya. Naudzubillah.

Buramnya generasi

credit
Kemajuan teknologi bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi ia mendatangkan banyak dampak positif. Namun di sisi lain ia juga mendatangkan dampak yang negatif. Seperti fenomena Bowo. Di era digital seperti sekarang, setiap orang bisa dengan mudahnya terkenal. Hanya dengan bermodalkan postingan di sosmed semua orang bisa terkenal dan menghasilkan rupiah dari akun mereka. Tak heran banyak remaja yang berlomba-lomba untuk menjadi artis sosmed.

Artis sosmed maupun para fans artis sosmed adalah korban dari kecanggihan teknologi. Mereka tak bisa dengan bijak menggunakan teknologi yang saat ini berkembang dengan pesat. Tak ada yang salah jika mereka membagikan hal-hal yang positif seperti prestasi, pesan dakwah atau ide-ide kreatif. Namun akan berdampak sebaliknya jika yang mereka viralkan adalah hal yang sia-sia, jauh dari manfaat.

Lantas siapa yang patut disalahkan atas fenomena ini?

Menurut Abah Ihsan, pakar parenting, seorang anak boleh menggunakan gadget ketika dia berumur 17 tahun, itu pun harus disertai dengan pendampingan orangtua. Alasannya tentu karena anak-anak belum bisa menggunakan gadget dengan bijak. Mereka pun tak bisa memilih dan memilah fitur-fitur yang baik untuk mereka. Yang ada di pikiran mereka hanya kesenangan saat main gadget tanpa mempertimbangkan resikonya. Tak heran jika anak sudah kecanduan gadget, mereka akan sangat sulit untuk dilepaskan dari gadget.

Yang terjadi sekarang justru sebaliknya, balita pun sudah lihai memainkan gadget. Kita memang tak bisa menutup mata dari kemajuan teknologi. Suka atau tidak anak-anak akan terpapar dengan kemajuan teknologi. Hanya saja anak-anak yang minim pendampingan orangtua ketika menggunakan gadget rentan terjebak pada hal-hal negatif.

Karena itu peran orangtua sangatlah penting dalam mendampingi para remaja. Dimasa-masa pencarian jati diri, para remaja sangat memerlukan bimbingan dan arahan dari orangtua agar mereka tak terjerus ke dalam pergaulan yang salah. Selain itu orangtua pun harus sedini mungkin menanamkan pemahaman akidah yang kuat terhadap anak-anak mereka. Agar mereka bisa tumbuh sebagai generasi yang memiliki kejelasan visi hidup, yaitu hidup semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Bukan generasi yang krisis jati diri dan menuhankan hawa nafsu semata.

Yang tak kalah penting orangtua pun harus bisa menjadi sosok idola bagi anak-anak mereka. Dekat dengan anak-anak dan bisa menjadi sahabat mereka. Orangtua harus bisa menjadi tauladan dalam perkara akidah dan akhlak. Termasuk dalam hal menggunakan gadget dan memanfatkan semua fiturnya. Dengan begitu para remaja tak perlu mencari sosok lain untuk diidolakan. Jika Bowo saja yang bermodalkan video di tik tok bisa jadi idola, apalagi orangtua yang membesarkan, merawat dan mendidik anak-anak mereka dengan tulus.

Namun, saya sebagai orangtua tetap merasa was-was dengan pergaulan anak-anak di luar rumah. Jika di rumah kita bisa mengawasinya, namun ketika di luar kita tak bisa mengawasinya. Karena itu saya rasa peran masyarakat pun sangat penting. Masyarakat harus lebih peduli dengan kerusakan generasi dan berusaha memperbaikinya. Jangan hanya karena mereka (generasi-generasi yang rusak) itu bukan anak kita, lantas kita tak mempedulikannya. Kemaksiatan bisa tumbuh subur salah satunya karena ada pembiaran dari masyarakat.

Karena itu, yuk! Kita sama-sama. Bahu membahu menjaga generasi kita agar tumbuh sebagaimana fitrahnya dan terjaga dari hal-hal yang merusak akidah dan akhlaknya.

2 komentar:

  1. pentingnya penanaman aqidah sedari kecil..

    penting juga pihak pemerintah untuk filterisasi, sesuatu yang membuat jatuh masyarakatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya. dan saya mengapresiasi langkah menkominfo yang sudah memblokir tik tok

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming