26 Oktober 2013

Goyahnya Dinasti Sang Ratu

Sudah dua tahun lebih saya tinggal di Tangerang. Walaupun hanya warga pendatang tapi saya miris menyaksikan pemberitaan yang akhir-akhir ini santer di media. Yah, apalagi kalau bukan pemerintahan dinasti yang Ibu Ratu bangun di Provinsi Banten. Sebagaimana kita tahu bahwa pemerintahan dinasti adalah sebuah sistem pemerintahan yang kekuasaannya diwariskan secara turun temurun dari ayah ke anaknya. Bedanya, kalau di Provinsi Banten, Ibu Ratu menjadikan anggota-anggota keluarganya untuk menjadi kepala daerah di dareah yang berada dalam kekuasaan Pemprov Banten. Parahnya lagi Ibu Ratu memadukan politik dengan bisnis kelurganya. Sebutlah hotel Ratu yang menjadi tempat rapat kedinasan atau pom bensin yang menjadi tempat wajib bagi PNS Banten untuk melakukan pengisian BBM. Apakah salah jika kemudian banyak pihak yang mencurigai bisnis tersebut menggunakan uang rakyat?

Fakta lain yang membuat saya miris adalah kasus suap yang dilakukan adik Ibu Ratu yang ternyata menyeret ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Muchtar. Akil Mochtar diduga kuat tersangkut kasus suap tentang sengketa Pemilukada di Kabupaten Lebak-Banten.

credit

Sistem Pemerintahan Islam
Secara khusus islam tidak mewajibkan untuk mewariskan kekuasaan. Sistem pemerintahan islam bukanlah dinasti atau kerajaan. Sebagai contoh, setelah Rasulullah wafat, yang menggantikan beliau memimpin umat islam adalah Abu Bakar Ash Shidik. Dilanjutkan dengan Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan kemudian Ali Bin Abi Thalib (Khulafaur Rasyidin). Islam memerintahkan untuk memikulkan kekuasaan pada orang yang benar-benar mampu. Bukan diwariskan dari ayah ke anaknya. Menurut guru saya, inilah kenapa Rasulullah tidak memiliki anak laki-laki. Karena Jika Rasulullah memiliki anak laki-laki, maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahpahaman pada tubuh umat tentang pengangkatan seorang pemimpin, atau dalam islam dikenal dengan sebutan khalifah.

Khalifah dipilih oleh umat islam bukan berdasarkan suara terbanyak. Tapi dinilai dari keterikatan pribadinya pada Al-qur'an dan hadits serta kemampuannya dalam memimpin dan memecahkan ploblem umat islam. Jika sudah ditentukan siapa khalifahnya, maka seluruh umat islam berbaiat kepadanya.

Satu hal yang saya garis bawahi adalah islam melarang memberikan kepempinan kepada orang yang memintanya. Sebagaimana hadits ini,

“Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari r.a, ia berkata, “Aku dan dua orang dari kaumku datang menghadap Nabi saw. Salah seorang mereka berkata, ‘Ya Rasululloh SAW angkatlah kami sebagai pejabatmu.’ Satu orang lagi juga mengatakan perkataan yang sama. Lalu Rasululloh SAW bersabda, ‘Kami tidak akan memberikan jabatan pemerintahan ini kepada orang yang meminta dan berambisi untuk mendapatkannya’,” (HR Bukhari [7149] dan Muslim [1733]).

“Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari no. 7149 dan Muslim no. 1733) 

notes : Sebenarnya ingin nulis lebih panjang dari ini. tapi apa daya. ilmunya masih cetek

1 komentar:

  1. Ngeri ya Ratu Atut... >,<
    Bisa gitu semua keluarganya jadi pejabat...

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming