27 Agustus 2012

HIATUS YANG MENYENANGKAN



Kemana aja? Mungkin pertanyaan ini kali yaa, yang muncul di benak teman-teman blogger melihat morning Glory yang terbengkalai. Tak membalas koment apalagi memposting tulisan terbaru. (Edisi narsis ^o^) Yang jelas, si empunya ngga kemana-mana, hanya saja ada sesuatu, eh, seseorang yang mencuri seluruh perhatian.  Err, ngga seluruhnya juga sih.
    Selama lima bulan ini, saya mudik ke Sumedang. tiada lain tiada bukan kalau untuk mempersiapkan kelahiran, plus melahirkan di Sumedang juga. Bener yaa, pepatah yang bilang kalau kasih ibu itu sepanjang masa. Karena meskipun saya sudah menikah, tetap saja kasih sayangnya tak pernah putus. Sebaliknya, meskipun sudah dewasa dan menikah, tetap saja saya menyusahkannya. Tapi beliau nggak keberatan, justru seneng bukan main karena bisa menemani anaknya melahirkan dan berkata WELCOME pada cucu pertamanya. hehhe *emangnya keset :P
    Terhitung sejak awal April, saya kembali mendekam di rumah yang menyaksikan saya tumbuh. Dirawat sedemikian baiknya, hingga berat badan saya naik drastis tis tis. Saat itu usia kandungan saya sudah 8 bulan. Ketika menjalani USG ke Dokter kandungan, dokter memvonis si dede kecil berjenis kelamin perempuan. Yap itu berarti perkiraan engkongnya meleset jauh. *eh, tapi kan dokter juga manusia, bisa benar bisa salah. (Sedikit informasi, dokter yang memeriksa saya ini, adalah dokter yang membantu Ibu melahirkan saya 20 tahun yang lalu. jangan tanya ubannya udah ada berapa helai yaaa ^^). Selain itu, dokter juga memvonis berat badan si dede kecil, hanya 2,2 kilogram. Saya enjoy aja sih, orang badan saya juga kecil. Like mother like daughter lah. hiiiihiih.

    Perhatian dan kasih sayang dari orang-orang rumah, ternyata bisa membuat berat badan si dede naik pesat dalam kurun waktu 1 minggu. Berat badan saya naik lagi dan TFUnya juga naik. Alhamdulillah. Tapi yang sering membuat saya nangis malam-malam adalah Abinya yang tak bisa menemani saya melahirkan. Ketika hari perkiraan lahir semakin dekat, Abinya malah ada tugas ke luar kota. Nggak sedih gimana coba? Nyebelin bangeet kan? tapi yaa sudahlah, kita kan nggak bisa memaksakan kehendak kita. Cukup ngelus dada dan bilang pada diri sendiri sebaik-baiknya pemberi kekuatan hanya Allah.
    Tanggal 21 Mei usia kandungan saya tepat 40 minggu, tapi tak ada tanda-tanda si dede bakal lahir, akhirnya saya pergi ke Bidan menanyakan keadaan saya dan bayi saya. Bu bidan menyarankan saya untuk cek ke dokter lagi. Takutnya, plasentanya sudah tak berfungsi baik. katanya, kalau sudah 40 minggu, biasanya fungsi plasenta berkurang. Kebiasaan deh, ahli-ahli kesehatan sekarang, bukan menyemangati pasien, malah nakut-nakutin pasien. Jadi stres kan akhirnya.
    Singkatnya, tanggal 26 Mei saya pergi ke dokter. Pas diperiksa kata dokter sudah pembukaan dua. "Melahirkan di sini saja yaa," pintanya. Karena saya tahu bagaimana proses melahirkan di rumah sakit umum yang pakai induksi, otomatis saya menolak. Saya minta melahirkan di Bidan saja. Dokter mengijinkan tapi harus tes denyut jantung janin dulu, kalau sehat, baru boleh pulang. Hasilnya bisa membuat saya bernafas lega, denyut jantung si dede normal, itu artinya dia baik-baik saja. Pulanglah saya.
    Dari tanggal 26-28 sering terjadi kontraksi yang kuat, melilit-lilit. Tapi pembukaan baru sampai 3. Oalaaaah, lama nian. Tanggal 28 siang, bada dzuhur, Abinya telpon, dengan suara lembut, dia bilang ke dede untuk ikhlas keluar dari perut Umminya tanpa ditemani dia. Hasilnya sungguh ajaib, beberapa menit setelah Abinya ngobrol sama Dede, ketuban saya pecah. *eh, ini keajaiban atau bukan yaa. Tapi bagi saya ini adalah keajaiban, karena setelah itu kontraksinya mulai intens dan semakin kuat. Oleh Bapak dan tetangga, saya langsung dibopong ke ibu Bidan. Pukul 20.30, pembukaan baru sempurna. Bu Bidan langsung siap-siap untuk membantu saya mengejan. Sungguh terlalu deh, ini. Setengah jam ngejan, baru keluar kepala 5 cm. Sabar sabar. Gini juga kali yaa, pas Mamah melahirkan saya dulu.
    Alhamdulillah yaa setelah mendorong dede keluar beberapa kali lagi, akhirnya dede keluar juga pukul 21.45. Tangisan pertamanya begitu aduhai, seumpama oase di tengah sahara. Semoga Allah senantiasa membimbing saya untuk jadi ummi shalehah.


I can see the world ummi ^^ (1 jam setelah lahir)

8 komentar:

  1. Subhanalloh, bayinya imut dan lucu. Barokalloh ya, siapa namanya nih?

    BalasHapus
  2. alhamdulillah..
    namanya siapa mba? lucu sekali.. salam kenal ya dedek ^^

    BalasHapus
  3. SAYA BANYAK BEALJAR DARI TETEH heheh kan calon ibu aamiin.
    eh dedenya lagi mangap mamanya nih fotonya apa siapa hehe.. yah kok bgtu huap gpp ttp imut hehehe
    dan alhamdulillah normal. klo liat orang lahiran kayaknya serem hehe.. tapi Alloh Maha menguatkan :D
    salam sayang dari tantenya nih eh tuaan mba aja ah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita saling berbagi pengalaman aja yaa de ^^
      itu neneknya yang foto. umminya mah tepar. hehee
      salam sayng juga tante, *eh mba

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming