KETIKA SI KECIL SAKIT
Sehat adalah salah satu nikmat yang
sering lupa untuk kita syukuri. Padahal, ketika kesehatan itu diambil
barang 1 hari saja, banyak hal-hal positif yang tak bisa kita
lakukan. Tapi, sakit juga bisa menjadi wasilah kedekatan kita
dengan Sang Pemilik Kehidupan manakala kita bersabar dengan kesakitan
yang kita rasakan. Atau manakala kita sehat kita alpa untuk
mengingatNya. Baru deh, pas sakit rajin ibadahnya (pengalaman).
Nah. Dalam postingan kali ini, saya
hanya ingin berbagi pengalaman saya ketika Khoiry terserang demam.
Ternyata kita lebih merasa khawatir ketika anak sakit dibandingkan
ketika kita sendiri yang sakit. Saya kalang kabut. Dan berusaha
melakukan hal terbaik untuk merawat anak saya. Saat itu, tanggal 3
Januari 2013, bada dzuhur, saya pegang kepala Khoiry, temperaturnya
sedikit hangat. Saya biasa saja karena Khoiry memang terkadang hangat
kepalanya. Namun saya mulai mengkhawatirkan kondisinya, karena
setelah itu Khoiry tidak aktif bermain seperti biasanya. Bahkan dia
tambah rewel dan minta digendong terus. Setelah magrib panasnya makin
tinggi. Karena di rumah belum punya termometer, akhirnya saya hanya
mengira-ngira berapa panasnya. Catatan untuk para Bunda, sebaiknya
punya termometer di rumah agar bisa tahu suhu badan si kecil ketika
sakit yaaaa. Jangan kayak saya *plaaaak. Perhitungan saya, pasti
panasnya sudah mencapai 37 derajat. Saya mencoba menangkan diri saya
dulu and be positif thinking. Si kecil baik-baik saja.
Kata-kata itu yang terus saya rapalkan. Saya kemudian mengompresnya
dengan air hangat untuk mengurangi suhu di permukaan kulit.
Sayangnya, Khoiry malah berontak. Tidak mau dikompres. Lap kompres
kerap kali ditariknya kemudian dilempar. Saya coba membujuknya dengan
mengeyong-ngeyongnya (*halaaaah apa pula bahasa Indonesianya
mengeyong?) ketika dia protes dan ngambek. Akhirnya dia diam untuk
beberapa menit dan mau dikompres.
Semalaman dia hanya mau tidur
digendongan. Oalaaaah begini to rasanya ketika anak sakit. Meskipun
ngantuk tuk tuk berat, tapi sangat sulit untuk tidur jika mengingat
kondisi si kecil. Bawaannya megang kepala si kecil terus.
Sudah menjadi kebiasaan di keluarga
saya, jika ada anggota kelurga yang sakit, maka kami tidak langsung
memberinya obat kimia. Terlebih dahulu, kami berikhtiar dengan
obat-obat konvensional atau herbal. Alasannya? Obat-obat konvensional
insyaAllah lebih baik untuk tubuh karena tidak menyebabkan efek
samping. Seperti ketika adik saya demam, ibu biasanya menumbuk daun
dadap kemudian diletakkan di kening, ketiak, dan dada adik saya.
Berhubung di sini saya tidak tahu dimana saya bisa mendapatkan daun
dadap, saya mencoba dengan cara lain yaitu dengan membalur seluruh
tubuhnya dengan bawang merah keesokan harinya. (Saat itu bawang belum
semahal sekarang yaaa).
Meskipun sakit, saya tetap memandikan
Khoiry. Hal ini saya lakukan setelah membaca sebuah artikel, jika
sakit bukan alasan untuk tidak memandikan anak. Bahkan jika tidak
mandi, tubuh anak akan semakin banyak dihinggapi virus dan bakteri.
Mandi air hangat juga salah satu alternatif jika anak tak mau
dikompres. Makanya, saya ajak Khoiry berendam agak lama.
Beruntungnya, dia memang senang jika diajak mandi.
Hari ketiga panasnya belum hilang.
Sempat turun, tapi setelah itu naik lagi. Pikiran positif saya
sedikit goyah, ketika kakak ipar menyarankan untuk periksa darah.
Sekarang kan musim DBD, begitu katanya. Akhirnya saya menyerah
dengan obat-obatan konvensional dan membawanya ke Bidan.
Setelah diperiksa ternyata suhu tubuh
Khoiry sudah mencapai 38,6. MasyaAllah, saya kaget bukan main.
pantesan dia lemes banget. Tak ada pemeriksaan lain. Setelah itu si
ibunya mulai menumbuk obat. Entah obat apa, tapi yang jelas dia
bilang obat ini harus dihabiskan. Aaaaah,saya tahu nih, pasti
antibiotik. Selain obat ini, saya juga diberi parasetamol sirup untuk
menurunkan panasnya. Diminumnya 4 jam sekali ya, Bu. Katanya.
Setelah sampai rumah, tak ada obat yang
saya berikan ke si kecil. Alasannya simple, parasetamolnya mengandung
alkohol. Saya dan suami setuju soal ini. Sebisa mungkin kami
menghindari pemakaian alkohol sebagai obat atau tambahan makanan.
Alasan yang kedua, saya menemukan artikel ini ketika searching di
internet,
ANTIBIOTIK merupakan
obat umum yang biasa Anda peroleh saat sakit. Biasanya, antibiotik
diberikan berdasarkan resep dokter. Namun, Anda harus hati-hati
karena bakteri kini kebal terhadap obat ini.
Jumlah bakteri resisten terhadap antibiotik telah meningkat dalam dekade terakhir. Hampir semua infeksi bakteri yang signifikan di dunia menjadi resisten terhadap pengobatan antibiotik yang paling sering diresepkan. Penggunaan berulang dan tidak tepat penyebab utama peningkatan bakteri resistan terhadap obat.
Menurut Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi, setiap kali menggunakan antibiotik, kita memberikan kuman kesempatan untuk bermutasi menjadi bentuk resisten terhadap antibiotik. Seperti kuman menjadi resisten, dokter terpaksa menggunakan obat berbeda, antibiotik lebih kuat, dan mungkin lebih berbahaya. Seperti beberapa kuman bisa terkena dan bertahan dari terapi antibiotik yang lebih kuat, mereka menjadi lebih sulit untuk diobati.
Beberapa jenis kuman seperti kuman penyebab tuberkulosis, infeksi luka, dan pneumonia yang tidak lagi sensitif terhadap obat yang diberikan dokter untuk melawan mereka. Kuman juga dapat menjadi resisten terhadap antibiotik jika seseorang tidak mengambil resep, seperti yang diarahkan untuk seluruh panjang pengobatan. (health.okezone.com)
Jumlah bakteri resisten terhadap antibiotik telah meningkat dalam dekade terakhir. Hampir semua infeksi bakteri yang signifikan di dunia menjadi resisten terhadap pengobatan antibiotik yang paling sering diresepkan. Penggunaan berulang dan tidak tepat penyebab utama peningkatan bakteri resistan terhadap obat.
Menurut Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi, setiap kali menggunakan antibiotik, kita memberikan kuman kesempatan untuk bermutasi menjadi bentuk resisten terhadap antibiotik. Seperti kuman menjadi resisten, dokter terpaksa menggunakan obat berbeda, antibiotik lebih kuat, dan mungkin lebih berbahaya. Seperti beberapa kuman bisa terkena dan bertahan dari terapi antibiotik yang lebih kuat, mereka menjadi lebih sulit untuk diobati.
Beberapa jenis kuman seperti kuman penyebab tuberkulosis, infeksi luka, dan pneumonia yang tidak lagi sensitif terhadap obat yang diberikan dokter untuk melawan mereka. Kuman juga dapat menjadi resisten terhadap antibiotik jika seseorang tidak mengambil resep, seperti yang diarahkan untuk seluruh panjang pengobatan. (health.okezone.com)
Jadi, saya tetep keukeuh pada bawang
merah untuk menurunkan panas si kecil.
Alhamdulillah, di hari ke empat,
panasnya turun dan Khoiry mulai aktif bermain lagi. Tapi di hari ke
lima, treeeeng muncul ruam-ruam merah di wajah, dada, dan tangannya.
Saya panik, apakah ini DBD atau campak?
Ternyata bukan. Khoiry terkena virus
Roseola yang memang akan menyebabkan ruam-ruam merah setelah panas
turun. Bedanya dengan campak, ruam-ruam merah akibat campak muncul
ketika suhu tubuh masih panas. Alhamdulillah, saya lega.
Penanganannya cukup dengan mandi dan sering menjaga kebersihan
pakaian. Hahhha *ketauan deh jorook. Di hari ke tiga ruam-ruam itu
hilang dengan sendirinya.
Oke, Ummi, Bunda, dan Mamah. Semoga
bisa memetik pelajaran dari pengalaman saya ya. Kesimpulannya,
ketika anak kita sakit, yang harus kita lakukan adalah
- Jangan panik dan positif thinking.
- Kenali gejala sakit yang muncul
- Usahakan jangan langsung memberi obat kimia pada si kecil karena akan menyebabkan tubuh ketergantungan pada obat. Akibatnya, sistem imunitas menjadi jelek (teori darimana ya?) Untuk demam, bisa membalurnya dengan bawang merah. Ketika pilek, bisa membuat aroma terapi dengan mencampurkan sereh atau kayu putih pada air mendidih kemudian disimpan dikamar tidur. Ketika batuk, bisa dengan menjemurnya ketika pagi dan memberi madu yang dicampur jeruk nipis (untuk anak di atas 1 tahun)
- Jika Ummi sudah khawatir dengan si kecil, bisa berikan obat kimia sesuai dengan petunjuk dokter.
- Berdoa untuk kesembuhan si kecil
- Tingkatkan imunitas si kecil dengan mengkonsumsi makanan yang kaya gizi, bisa ditambah zat penambah imun seperti madu atau vitamin c.
- Always be a wise mother ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming