Saya adalah penonton setia Maroi Teguh
Golden Ways setiap hari minggu di Metrotv. Saya ingat, entah di
tayangan tanggal berapa, Pak Mario membuat polling yang masih
membekas diingatan saya sampai sekarang. Pertanyaannya, kapankah kamu
merasa sangat tersakiti?
Pilihan pertama, ketika orang yang kamu
sayangi mengkhianati kamu
Pilihan kedua, ketika rekan bisnis
mengkhianati kamu
Pilihan ketiga, ketika kamu dikhianati
pemerintah
Hasilnya, pilihan pertama banyak
dipilih oleh audiens. Saya pun mengamini dalam hati, kalau dikhianati
orang yang kita cintai itu sakit banget. Meskipun Alhamdulillah
saya belum (tidak akan)mengalaminya. Saya berkaca dari orang-orang di
sekeliling saya, bagaimana hancurnya hati mereka dan merananya hidup
mereka ketika orang yang dicintai ternyata berkhianat.
Seperti biasa, Pak Mario meminta
perwakilan dari audiens untuk mengemukakan alasannya. Dan pada saat
Pak Mario menanyakan alasan pada pemilih pilihan nomor tiga, betapa
tertohoknya hati saya. Beliau bilang, kurang lebih seperti ini. Super
Sekali *dengan gaya khasnya. “Sekarang kita menemukan alasan kenapa
bangsa ini tak kunjung bangkit. Karena begitu banyak di antara kita
yang lebih mementingkan rasa egoisnya dibandingkan dengan
mempedulikan keadaan di sekitar kita. Sibuk mementingkan perasaan
sendiri, tanpa mau menengok kanan-kirinya.”
Astagfirullah, iya juga ya, batin saya.
Bukankah ketika pemerintah menyakiti kita, rakyatnya, bukan kita
saja, yang terdzolimi? Tapi keluarga kita, saudara kita, sahabat
kita, tetangga kita, dan seluruh rakyat Indonesia.
Masih lekat diingatan, bagaimana ketika
pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, menaikan harga TDL, anggota
DPR jalan-jalan keluar negeri sementara rakyatnya kelaparan, harga
bawang mahal. Bukankah kejadian-kejadian ini begitu menyakitkan kita
sebagai bangsa Indonesia?
Jadi, sebagai anak bangsa, sudah
sepatutnya kita peduli terhadap kejadian-kejadian apa saja yang
tengah terjadi di negara kita. Dan berusaha semaksimal mungkin, untuk
turut andil dalam memajukan bangsa. Setidaknya menyuarakan bagaimana
jeritan orang-orang di sekitar kita atau memberikan masukan pada
pemerintah bagaimana seharusnya dia bertindak.
Sudah terlihat buktinya bagaimana rasa
egois dan acuh telah menciptakan jurang pemisah antara gue dan lu.
*eh, maksudnya antara individu dan individu lain. Antara si kaya dan
si miskin, antara yang sehat dan sakit, antara yang senang dan susah.
Semuanya serba egois dan individualis. Jika sifat egois ini terus
tumbuh, maka sangat sulit untuk menciptakan suasana yang kondusif
demi memperbaiki kehidupan bangsa kita.
inspirasicoffe.com |
Indonesia Mari Peduli ^^
Postingan yang sangat super sekali, Bu! Kita memang masih egois dan individualis! Jgnkan buat negeri ini, buat org skitar aja kita masih menarik diri... :-)
BalasHapusjadi kebawa-bawa Pak Mario yaa..
Hapussetuju termasuk saya mungkin :(
super sekali, hihi :) Masya Allah!
Hapus