25 Desember 2014

Film King Suleiman Melecehkan Islam



Pertama kali melihat iklannya, saya mengira bahwa film ini menceritakan kisah Nabi Sulaiman a.s. *plak! :D Namun setelah iklan selanjutnya dimana iklan tersebut menayangkan sang raja yang sedang membimbing seorang perempuan membaca syahadat, musnahlah sangkaan itu. Setelah ditelusuri, ternyata film ini mengisahkan Sultan Sulaiman Al Qanuni pada masa kekhilafahan Utsmani.

Dengan melihat teasernya saja saya bisa menyimpulkan bahwa film ini akan sangat melenceng dari sejarah aslinya. Wanita-wanita yang membuka aurat, tarian-tarian erotis. Waw! Apakah semua hal itu mencitrakan peradaban islam yang cemerlang? Benar saja, diawal penayangannya pada hari senin, 22 Desember, film ini menuai banyak kecaman.

Film ini secara nyata telah mendistorsi sejarah islam. Dimana Sultan Sulaiman Al Qanuni yang berhasil memperluas Daulah islam hingga ke Rhodesia dan Hungaria serta berhasil menyusun Undang-undang modern berbasis syariat islam digambarkan menjadi sosok yang angkuh dan suka bergonta-ganti pasangan. Film ini lebih menampilkan kisah percintaan Sultan bahkan sampai dipenuhi adegan-adegan yang mesum.

Saya googling kesana kemari mencari siapa kiranya yang memproduksi film ini. Apakah muslim atau non muslim? Kalau non muslim, mungkin wajar, dengan mengingat bahwa mereka akan melihat sejarah islam dari sudut pandang mereka, dan tentu saja karena mereka ingin merusak citra Daulah islam di mata dunia. Namun, jika yang membuat orang muslim, haduh! Sungguh terlalu!

Dengan adanya film ini, lambat laun citra islam di mata umat akan sangat buruk. Peradaban islam yang cemerlang justru tertutupi dengan kisah Sultan Sulaiman di film ini yang digambarkan dengan sosok yang sangat buruk. Jika persepsi ini terus dibiarkan, maka fhobia umat pada islam akan semakin akut. Akan semakin sulit pula dakwah untuk mengajak umat mempelajari islam secara kaffah apalagi dakwah untuk mengajak umat agar memperjuangkan kembali tegaknya Daulah islam.

Meskipun kecaman demi kecaman dilayangkan umat islam dan tokohnya, pihak ANTV tak bergeming. Stasuin televisi swasta ini tetap menayangkan King Suleiman dengan alasan rating yang cukup tinggi. Weleeeeh. Taring umat islam ternyata tak cukup tajam untuk mengebiri pihak-pihak yang melecehkan islam.

Ada apa ini? Bukankah umat islam adalah mayoritas? Seharusnya, dengan jumlahnya yang banyak umat islam bisa menindak pihak-pihak yang berani melecehkan islam. Kiranya, jawaban dari pertanyaan ini sudah terang. Saat ini umat islam tak bersatu. Ustadz ini mengecam, ustadz anu mengecam, umat islam di sini mengecam, umat islam di situ mengecam. Tak ada persatuan. Akibatnya, kekuatannya pun lemah. Coba kalau semua umat islam bersatu dalam sebuah panji dan nama.

Maka dari sini kita bisa melihat urgensi persatuan umat islam di seluruh dunia. Seperti sabda Rasulullah Saw.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ


Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)

Nah, hadits dari Rasulullah terbukti kini, umat islam banyak, namun tak berdaya sama sekali. Untuk itu umat islam perlu pemimpin dan wadah agar bisa bersatu. Rasulullah dan para Sahabat sudah memberikan contohnya, yaitu dengan menegakkan sistem khilafah (sistem pemerintahan islam) yang dipimpin oleh seorang khalifah.

Dulu, Menjelang keruntuhan Khilafah Islamiyah di Turki, sekelompok grup teater di Prancis pernah hendak mementaskan sebuah drama yang di dalamnya ada muatan pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Hampir saja drama itu berhasil dipentaskan, Khilafah menyerukan kepada Prancis untuk segera menghentikan pementasan itu.

Kisah ini bisa menjadi bukti bahwa umat islam akan garang ketika bersatu seluruhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming