Pertama
kali melihat iklannya, saya mengira bahwa film ini menceritakan kisah
Nabi Sulaiman a.s. *plak! :D Namun setelah iklan selanjutnya dimana
iklan tersebut menayangkan sang raja yang sedang membimbing seorang
perempuan membaca syahadat, musnahlah sangkaan itu. Setelah
ditelusuri, ternyata film ini mengisahkan Sultan Sulaiman Al Qanuni
pada masa kekhilafahan Utsmani.
Dengan
melihat teasernya saja saya bisa menyimpulkan bahwa film ini akan
sangat melenceng dari sejarah aslinya. Wanita-wanita yang membuka
aurat, tarian-tarian erotis. Waw! Apakah semua hal itu mencitrakan
peradaban islam yang cemerlang? Benar saja, diawal penayangannya pada
hari senin, 22 Desember, film ini menuai banyak kecaman.
Film
ini secara nyata telah mendistorsi sejarah islam. Dimana Sultan
Sulaiman Al Qanuni yang berhasil memperluas Daulah islam hingga ke
Rhodesia dan Hungaria serta berhasil menyusun Undang-undang modern
berbasis syariat islam digambarkan menjadi sosok yang angkuh dan
suka bergonta-ganti pasangan. Film ini lebih menampilkan kisah
percintaan Sultan bahkan sampai dipenuhi adegan-adegan yang mesum.
Saya
googling kesana kemari mencari siapa kiranya yang memproduksi film
ini. Apakah muslim atau non muslim? Kalau non muslim, mungkin wajar,
dengan mengingat bahwa mereka akan melihat sejarah islam dari sudut
pandang mereka, dan tentu saja karena mereka ingin merusak citra
Daulah islam di mata dunia. Namun, jika yang membuat orang muslim,
haduh! Sungguh terlalu!
Dengan
adanya film ini, lambat laun citra islam di mata umat akan sangat
buruk. Peradaban islam yang cemerlang justru tertutupi dengan kisah
Sultan Sulaiman di film ini yang digambarkan dengan sosok yang sangat
buruk. Jika persepsi ini terus dibiarkan, maka fhobia umat pada islam
akan semakin akut. Akan semakin sulit pula dakwah untuk mengajak umat
mempelajari islam secara kaffah apalagi dakwah untuk mengajak umat
agar memperjuangkan kembali tegaknya Daulah islam.
Meskipun
kecaman demi kecaman dilayangkan umat islam dan tokohnya, pihak ANTV
tak bergeming. Stasuin televisi swasta ini tetap menayangkan King
Suleiman dengan alasan rating yang cukup tinggi. Weleeeeh. Taring
umat islam ternyata tak cukup tajam untuk mengebiri pihak-pihak yang
melecehkan islam.
Ada
apa ini? Bukankah umat islam adalah mayoritas? Seharusnya, dengan
jumlahnya yang banyak umat islam bisa menindak pihak-pihak yang
berani melecehkan islam. Kiranya, jawaban dari pertanyaan ini sudah
terang. Saat ini umat islam tak bersatu. Ustadz ini mengecam, ustadz
anu mengecam, umat islam di sini mengecam, umat islam di situ
mengecam. Tak ada persatuan. Akibatnya, kekuatannya pun lemah. Coba
kalau semua umat islam bersatu dalam sebuah panji dan nama.
Maka
dari sini kita bisa melihat urgensi persatuan umat islam di seluruh
dunia. Seperti sabda Rasulullah Saw.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ
تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى
الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ
قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ
قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ
وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ
السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ
صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ
مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي
قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ
قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ
الْمَوْتِ
Bersabda
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya
kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan
makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya
jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih
mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh
kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian
penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah
Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta
dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Nah,
hadits dari Rasulullah terbukti kini, umat islam banyak, namun tak
berdaya sama sekali. Untuk itu umat islam perlu pemimpin dan wadah
agar bisa bersatu. Rasulullah dan para Sahabat sudah memberikan
contohnya, yaitu dengan menegakkan sistem khilafah (sistem
pemerintahan islam) yang dipimpin oleh seorang khalifah.
Dulu, Menjelang keruntuhan Khilafah Islamiyah di Turki, sekelompok
grup teater di Prancis pernah hendak mementaskan sebuah drama yang di
dalamnya ada muatan pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Hampir saja
drama itu berhasil dipentaskan, Khilafah menyerukan kepada Prancis
untuk segera menghentikan pementasan itu.
Kisah
ini bisa menjadi bukti bahwa umat islam akan garang ketika
bersatu seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming