Sejak
namanya booming, ada sesuatu yang membuat saya takjub akan sosok
hodijah alias dijahyellow yaitu percaya dirinya yang luar biasa. Apa
coba yang membuat dia berani memajang foto imutnya, video
ngegemesinnya dan ngomong english yang sedikit berantakan
kalau bukan pede? Ampun dah, cuma modal joged-joged nggak jelas bisa
tenar seperti dia.
Dan
kabar terakhir dari sang dijahyellow yang bikin saya shok adalah
novel perdananya yang cetar membahana badai. Hampir 5 tahun serius
belajar menulis, saya belum bisa menelurkan satu novel pun. Tapi
dijah, dengan hebatnya bisa menyelesaikan novelnya dalam waktu 9-10
hari. Ala maaaa, sepanjang saya mengagumi novel-novel para penulis
ternama, rasa-rasanya tak ada yang menyelesaikan novelnya dalam waktu
sesingkat itu. Apakah saya harus menobatkan dijahyellow sebagai idola
baru saya?
Saya
malu sama dijahyellow yang tanpa basa-basi langsung bisa
menyelesaikan novelnya. Selama ini saya malah lebih banyak
basa-basinya dibandingkan aksinya. Ketika menyusun sebuah tulisan,
saya sering banget mentok ide dan kecewa pada hasil akhir tulisan
saya. Kok kata-katanya jelek, nggak ada maknanya, datar,
kekecewaan-kekecewaan seperti yang kerap membuat saya mandeg.
Akhirnya banyak tulisan setengah jadi, seperempat jadi, bahkan
jadi-jadian yang berserakan di file laptop. Tapi dijah, meskipun
banyak pihak yang menilai novelnya mencederai sastra Indonesia,
sungguh tak malu dan tak ada beban apa pun di pundaknya untuk
melaunching novelnya dan menjualnya dengan harga yang waaw.. 100 ribu
lebih kalau nggak salah.
Belajar
dari dijahyellow, nampaknya mulai sekarang saya harus lebih mengalir
lagi dalam menulis. Tak peduli apakah tulisannya bagus atau tidak.
Yang penting nulis!
Oke
dijahyellow, tengkyu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming