23 April 2015

Menjadi Seorang Ibu Itu Tidak Mudah

credit

Beberapa hari yang lalu seorang teman menelpon. Setelah menanyakan kabar dan ketawa ketiwi cantik, dia menanyakan apa pekerjaan saya sekarang. “Siti sekarang kerja apa? Ngajar?” tanyanya.
Saya tertawa sebentar “Kerjaan di rumah juga banyak, Wi. Nggak perlu nyari di luar.”
Kami tertawa kemudian sama-sama menyadari kalau status kami sudah berbeda. Saya ibu dari dua orang anak sedangkan dia masih single.

Butuh waktu yang lama bagi saya untuk berdamai dengan keadaan dan mimpi-mimpi yang kadung tertanam dalam benak. Setelah menikah dan mempunyai anak, banyak hal yang harus saya korbankan. Bukan untuk bermaksud riya. Tapi ternyata menjadi seorang istri dan ibu yang baik tak semudah membalikkan telak tangan. Ada hal-hal yang harus kita korbankan demi melaksanakan kewajiban kita saat ini. Bukannya juga saya tak ikhlas menjalani peran saya sekarang. Tapi terkadang ada saat-saat dimana saya ingin punya waktu sendiri dan melakukan apa yang saya inginkan tanpa terganggu apa pun. Ah, tapi saya kemudian sadar, jika dibandingkan keinginan-keinginan saya, karunia yang Allah berikan pada saya malah lebih besar. Saya bisa menikah di usia muda, memiliki suami yang sabar dan penyayang, kemudian tanpa harus menunggu lama, Allah memberikan hadiah yang begitu berharga, yaitu anak-anak.

Manager rumah tangga. Ya, itu karir terbaik saya sekarang. Dan aset terbesar yang saya miliki adalah anak-anak. Namun, anak-anak adalah manusia, mereka bukan tanah liat yang bisa kita bentuk sesuka hati. Mereka mempunyai karakter dan sifat yang bisa kita bentuk namun hasilnya tak bisa kita tebak. Apakah persis dengan yang kita inginkan atau malah sebaliknya.

Banyak buku-buku parenting yang telah saya baca untuk menunjang peran saya saat ini. Tapi fakta di lapangan terkadang berbeda dengan teori. Saya masih tersaruk-saruk dan terkadang merasa gagal menjadi seorang ibu. Apalagi ketika saya melihat anak saya melakukan hal-hal yang tidak baik. Disitu kadang saya merasa sedih. Meskipun anak saya masih kecil, tapi bagi saya tak ada pemakluman untuk berbuat tidak baik. Prinsip-prinsip kebaikan harus ditanamkan pada anak selagi dia masih kecil. Agar berbekas, agar menjadi kebiasaan. Namun, ya itu. Anak-anak tak selamanya mau nurut. Baru saya sadari sekarang, ternyata menjadi seorang ibu itu bukan sekedar mengganti popok, menyuapi, dan memandikan anak, tapi lebih dari itu. Menjadi seorang ibu adalah anugerah sekaligus tanggung jawab besar. Dimana ketika kita menghadapNya nanti, kita akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.

Dengan kondisi masyarakat saat ini, peran seorang ibu sangatlah berat. Seorang ibu dituntut untuk pintar dan bisa mengikuti perkembangan zaman serta harus bisa menjaga akidah anak-anaknya agar tak terseret arus kehidupan yang tidak baik. Seorang pakar pendidikan pernah berkata, nonsense ketika kita menginginkan memiliki anak yang baik tapi tidak membaikkan lingkungan tempat dimana anak tinggal. Huahh, ini bener banget. Dirumah sudah dididik dengan baik, tapi lingkungan malah mengajarkan sebaliknya. Bisa saya simpulkan membentuk generasi yang baik tidak cukup dengan pendidikan yang baik di rumah, tapi harus ditunjang dengan kondisi lingkungan yang baik pula. Salah siapa dong ini?
Salah kita! Yang sudah melupakan amar ma'ruf nahi munkar. Merasa cukup ketika kita dan keluarga kita sudah baik. Kemudian menutup mata dengan kondisi di masyarakat.

Ah, menjadi seorang ibu itu .....Ada waktu dimana menangis sendirian demi menyesali kesalahan yang dilakukan terhadap anak sambil memikirkan bagaimana membentuknya menjadi pribadi yang baik. Dan ada pula waktu dimana berkicau tak jelas di blog ini. Selamat beristirahat para mommy. Semoga kita bisa menjadi ibu yang luar biasa untuk anak-anak kita.

3 komentar:

  1. curhatan emak2 muda nih

    Menjadi bu sangat membahagiakan ... aku ingin ada suka dan duka...
    hehe... belum kecapaian.

    Tapi semngat ukht, karena menjadi ibu berarti menjadi teladan yang baik bagi anak2nya... semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjadi ibu itu berkah.
      mudah-mudah kita bisa menjadi ibu yang bagi anak-anak ya :)

      ais doakan semoga cepet ketemu sama calon ayahnya .
      hehhe

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming