7 Mei 2015

SUMEDANG BERSYARIAH : REFLEKSI 437 TAHUN SUMEDANG

 
Beberapa tahun terakhir, gaung kata syariah semakin santer terdengar. Tak sedikit ormas islam yang secara kontinu mendakwahkan dan menyadarkan umat akan urgensi penerapan syariah islam secara sempurna dalam setiap lini kehidupan. Hasilnya beberapa lembaga mulai melirik syariah islam sebagai alternaif lain untuk sistem kelembagaan mereka. Perbankan syariah, asuransi syariah, pendidikan berbasis syariah islam, menjamur bak panyung di musim penghujan. Termasuk di Kabupaten Sumedang. Sayangnya, sistem syariah yang diterapkan masih samar dan hal ini tidak dibarengi dengan kesadaran total untuk merubah seluruh sistem. Saat ini penerapan syariah islam masih bersifat parsial, belum merata pada seluruh aspek, termasuk kesehatan, sosial, hukum, dan pemerintahan.


Menerapkan syariah islam secara sempurna artinya, menjadikan islam sebagai satu-satunya sumber hukum pada seluruh aspek kehidupan. Dewasa ini, banyak umat islam yang memandang bahwa syariat islam hanya sebatas shalat, puasa, zakat, dan naik haji. Padahal islam pun mengatur aspek mua’amalah seperti ekonomi, pemerintahan, pendidikan, sistem sosial,sanksi pidana dll.Ketika digaungkan akan pentingnya penerapan syariah islam secara sempurna banyak pihak yang menyangsikan efektifitas dari diberlakukannya syari’at Islam itu sendiri. Penentangan yang sangat lumrah datang tentu saja dari umat di luar Islam yang merasa khawatir akan ‘terzhalimi’ setelah syariah islam itu diberlakukan. Namun penentangan yang keras justru timbul dari tubuh umat Islam sendiri yang lebih berkiblat kepada akal dan hawa-nafsu semata. Mereka beranggapan dengan tidak diberlakukan syariah secara sempurna, toh mereka masih bisa melaksanakan shalat, zakat, puasa dan pergi haji tanpa ada gangguan.

Sumedang bersyariah? Why not?
Sejarah mencatat bahwa raja-raja di Sumedanglah yang memegang peranan penting bagi tersebarnya agama islam di Sumedang. Agama islam mulai tersebar di Sumedang setelah Ratu Pucuk Umun seorang wanita keturunan raja-raja Sumedang Larang kuno menikahi Pangeran Santri (1505-1579 M) yang bergelar Ki Gedeng Sumedang dan memerintah Sumedang Larang bersama-sama serta menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Pangeran Santri mengembangkan agama Islam dengan menggunakan pendekatan sosial dan budaya. Islam diperkenalkan Pangeran Santri kepada penduduk Sumedang Larang secara damai, tanpa kekerasan, pertumpahan darah maupun peperangan. Seluruh masyarakat Sumedang dapat merasakan benar-benar akan sejuknya Islam yang rahmatan lil alamiin, sehingga tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menganut agama Islam Pernikahan Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun ini melahirkan Prabu Geusan Ulun atau dikenal dengan Prabu Angkawijaya.

Pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun lah Sumedang mencapai puncak kejayaannya.
Pada fase ini Sumedang Larang mengalami kemajuan yang pesat, terutama dalam bidang sastra, agama dan budaya. Selain itu, kerajaan Sumedang menjadi penerus kerajaan Pajajaran dimasa kepemimpinan Prabu Geusan Ulun. Runtuhnya Pajajaran tersebut pada tanggal 14 shafar tahun Jim Akhir 1579 bertepatan dengan tanggal 22 April 1579. Tanggal inilah yang dijadikan dasar penentuan Hari Jadi Sumedang.
Pada tahun 2015, kabupaten Sumedang genap berusia 437 tahun. Bukan termasuk usia remaja lagi bagi perkembangan sebuah daerah atau kota. Di usianya yang tak lagi muda, Sumedang sudah mulai menampakkan eksistensinya. Hal ini ditandai dengan dilakukannya pembangunan secara terus menerus di segala bidang.

Berabad-abad silam, Sumedang pernah berjaya ketika islam dijadikan sebagai sumber hukum. Akan tetapi bagaimana wajah Sumedang saat ini ketika aturan islam dicampakan?
Dari segi moral, masyarakat Sumedang bergerak menuju kebobrokan. Beberapa waktu lalu masyarakat heboh dengan digrebeknya rumah kos-kosan di daerah karapyak karena dijadikan tempat prostitusi. (TribunJabar)

Pada tahun 2012, berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) Tahun 2011, angka prevalensi balita kurang gizi di Sumedang masih mencapai 9.64 % mendekati ambang batas masalah gizi masyarakat yaitu sebesar 10 persen. (Sumedangonline.com) Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Sumedang masih terbilang rendah.

Masalah lingkungan di Sumedang juga semakin memprihantinkan. Beberapa bulan terakhir, taman endog, sebagai sarana rekreasi di tengah kota telah dipenuhi dengan jongko-jongko para pedagang kaki lima. Hal ini tentu saja membuat tata kota Sumedang semakin semrawut. Selain itu masalah tambang galian pasir di kaki gunung tampomas jelas merupakan eksploitasi berlebihan yang bisa merusak keseimbangan alam.
 
Meski dari segi ekonomi Sumedang diprediksi akan mengalami kenaikan dengan adanya proyek pembangunan waduk jatigede, bandara kertajati, dan pembangunan tol cisumdawu, nyatanya pembangunan ini tidak disertai dengan pertimbangan akan keseimbangan alam hingga banyak lahan-lahan produktif yang ikut tergusur. Dan hal yang umum terjadi pada pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur adalah tidak ada peraturan yang jelas mengenai pembebasan lahan tersebut.

Sebagai seorang muslim tentu kita harus meyakini bahwa semua kekacauan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah akibat dari tidak diterapkannya aturan Sang Pencipta. Disamping adanya jaminan akan kesejahteraan ketika diterapkan syariah islam secara sempurna, penerapkan syariah islam hukumnya fardu 'ain bagi setiap muslim.

Karena dari itu mari sama-sama kita wujudkan Sumedang bersyariah sesuai dengan salah satu visi Sumedang pada tahun 2018. Sumedang Senyum Manis (Sejahtera-Nyunda-Maju-Mandiri-Agamis)
Agamis adalah sikap dan prilaku hidup masyarakat Kabupaten Sumedang yang mencerminkan dan mereplesikan nilai-nilai agama dan diyakininya. Itu artinya Sumedang bertekad untuk menerapkan syariah islam secara sempurna.

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka bertahkim kepadamu dalam segala perselisihan di antara mereka. Kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hatinya menerima hukummu (putusanmu) dan mereka sepenuhnya menyerah kepadamu(QS.An-Nisa: 65)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming