Yah, nama memiliki peranan penting
dalam kehidupan seseorang. Dalam sebuah penelitian pun disebutkan
jika nama bisa mempengaruhi psikologis seseorang. Mungkin contoh
kecilnya, seseorang dengan nama yang kurang bagus, akan cenderung
menarik diri dari pergaulan dan cenderung rendah diri.
Karena sangat pentingnya sebuah nama,
islam pun menjadikan perihal memberikan nama yang baik sebagai
kewajiban orangtua terhadap anak. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw
bersabda,
“Sesungguhnya kewajiban orang tua
dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama
yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan
ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.” Rasulullah saw
diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah
nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan
tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang
pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan.
Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa
Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR.
Tirmidzi).
“Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat
dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.”
(HR.Abu Dawud)
Menyadari akan penting sebuah nama,
saya bahkan telah menyiapkan nama untuk anak saya sebelum saya
menikah. Setiap kali menemukan nama yang unik dan bagus, saya
langsung mencatatnya agar tidak lupa. Dan setelah saya menikah
kemudian hamil, nama yang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari
semuanya ditolak oleh si ayah jabang bayi alias suami saya.
*nyeseeek, akhirnya nyari lagi deeh.
Menginjak usia kandungan 4 bulan, saya
dan suami pulang kampung ke Sumedang untuk menjenguk orangtua.
Dasarnya orang kampung, terkadang masih percaya pada mitos-mitos
zaman dulu. Maka ketika melihat tanda-tanda kehamilan saya, entah itu
bentuk perut dan daerah yang paling sering terjadi gerakan, orang tua
di sana memprediksi jika anak saya berjenis kelamin laki-laki.dan
parahnya saya malah tersugesti.
Semenjak diramal seperti itu,
saya lebih senang mencari nama untuk anak laki-laki. Dan nama yang
saya pilih adalah Fatih Fauzana Al Khoir. Alasannya, karena
saya ingin anak saya menjadi pembuka kemenangan terbaik. Nama Fatih
sendiri terinspirasi dari Muhammad Al Fatih yang merupakan pembebas
kota Konstantinopel. Beliau adalah panglima perang terbaik seperti
yang diberitakan Rasulullah dalam sebuah hadits. Sedangkan Fauzana,
artinya orang yang menang. Dan Al Khoir, tentu saja yang terbaik.
Rasulullah SAW pernah memberikan kabar baik pada para sahabat ketika
perang khandak, bahwa kaum Muslim akan menaklukan kota Persia,
Romawi, Konstantinopel, dan Roma. Dan hingga saat ini, janji beliau
yang belum terlaksana adalah penaklukan kota Roma. Karena itulah saya
berharap anak laki-laki saya lah yang menjadi panglima perang dalam
penaklukan kota Roma nanti.
Namun sayangnya, nama itu harus saya
simpan dulu. Setelah melakukan USG di usia kehamilan 8 bulan, dokter
menyebutkan jika anak saya perempuan. Nah loh? Saya langsung ketar
ketir mencari nama perempuan. Dan pilihan nama saya jatuh pada Hasya
Aliya Asy Syarifah. Hasya artinya ceria, Aliya artinya
berkedudukan tinggi, dan Asy Syarifah adalah seseorang yang
berkedudukan mulia. Bagus banget yaaa. *muji sendiri. Tapi sayangnya
suami dan ibu saya tidak setuju. Kata suami, artinya kebagusan.
Selain itu, ceria dalam tulisan arab itu huruf sya-nya pakai tasyid.
Jadi penulisan yang benar harusnya hasysya. Sedangkan ibu saya ingin
dalam nama anak kami ada kata khoir-nya. Alasan ini cukup masuk akal,
mengingat sejak dalam kandungan, saya sudah memberi nama janin saya
khoiro sebagai ganti kata utun, yang biasanya digunakan orang sunda
untuk menyebut janin. Mamah udah terbiasa manggil khoir,
begitu katanya.
Oke, saya memutar otak dan
mengacak-ngacak laptop lagi untuk mencari nama perempuan. Namun,
sampai si kecil lahir, saya belum menentukan nama untuknya. Nama-nama
yang saya pilih banyak, namun seringnya saya dan suami bersebrangan.
Suami suka, saya tidak. Saya suka, giliran suami yang tidak.
Mengingat si dede sudah lahir dan belum punya nama, saya angkat
tangan dan sepenuhnya menyerahkan proses pemberian namanya pada suami
saya. Saya ikhlas, apa pun nama yang akan dipilih suami saya. Dan
jreng jreng pilihannya jatuh pada Fauzia Khoiry Lubna. Yey,
dan saya sangaaat suka. Ada kata khoir-nya seperti permintaan ibu.
Semua katanya berasal dari bahasa arab. Fauzia sama seperti Fauzi
atau Fauzana, artinya menang atau kemenangan. Khoiry, artinya
kebaikan. Dan Lubna adalah kecerdasan.
Tiga kata ini bisa dipadu padankan
sesuai selera *eh, emangnya makanan? Maksudnya susunan artinya bisa
kita rangkai sesuai dengan yang kita harapkan. Bisa seseorang yang
menang dalam kebaikan dan kecerdasan. Atau yang paling saya suka
adalah, seseorang yang memenangkan kebaikan dengan kecerdasannya.
Seperti yang kita tahu, saat ini, kebaikan justru menjadi hal yang
tabu dan di pandang aneh. Dan finally saya ingin anak saya bisa
menjadi mujahidah Allah yang memperjuangkan kebaikan.
Fauzia, usia 1 hari |
Untuk Mba Armita, selamat atas
dipilihnya Mba Armita menjadi seorang ibu. Usul dari saya untuk nama
anaknya kelak, adalah nama yang saya buat untuk anak laki-laki saya.
Fatih Fauzana Al Khoir. Harapannya agar jagoannya MbaArmita pun bisa
menjadi jundi Allah yang sholeh dan tangguh. Ayo kita berlomba-lomba
jadi ibu sholehah. ^^
Tulisan ini diikutkan pada Giveaway“BEAUTIFUL NAME FOR SMART BABY by Armita Fibriyanti”
Wah, jadi pengen punya baby juga...:)
BalasHapusAaamiiin. Allah pasti mendengar doa mba nurin.
Hapushiihih
BalasHapusnama anaknya dikasih ke org :D
aq jg ikutan GA ni :D
daripada ngga kepake mba. hihii. nanti nyari lagi.
Hapusouuwww, kita bertaruung.
Semoga menjadi seindah namanya ya nak ... :)
BalasHapusMoga barokah buat keluarganya :)
Aamiin. maksih bunda ^^
HapusSumedangnya mana Teh.. saya deket loh kalo ke Jatinangor..
BalasHapusCerita pemberian nama bayinya bagus, saya suka :)
saya di paseh mba. lebih kesini lagi kalo dr Jatinangor.
Hapus