19 Desember 2012

Fauzia's Story

Nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada benda, manusia, tempat, produk (misalnya merek produk) dan bahkan gagasan atau konsep, yang biasanya digunakan untuk membedakan satu sama lain. Nama dapat dipakai untuk mengenali sekelompok atau hanya sebuah benda dalam konteks yang unik. (Wikipedia). 

Yah, nama memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang. Dalam sebuah penelitian pun disebutkan jika nama bisa mempengaruhi psikologis seseorang. Mungkin contoh kecilnya, seseorang dengan nama yang kurang bagus, akan cenderung menarik diri dari pergaulan dan cenderung rendah diri.

Karena sangat pentingnya sebuah nama, islam pun menjadikan perihal memberikan nama yang baik sebagai kewajiban orangtua terhadap anak. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,


Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.” Rasulullah saw diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi).

Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw pun bersabda,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud)
Menyadari akan penting sebuah nama, saya bahkan telah menyiapkan nama untuk anak saya sebelum saya menikah. Setiap kali menemukan nama yang unik dan bagus, saya langsung mencatatnya agar tidak lupa. Dan setelah saya menikah kemudian hamil, nama yang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari semuanya ditolak oleh si ayah jabang bayi alias suami saya. *nyeseeek, akhirnya nyari lagi deeh.

Menginjak usia kandungan 4 bulan, saya dan suami pulang kampung ke Sumedang untuk menjenguk orangtua. Dasarnya orang kampung, terkadang masih percaya pada mitos-mitos zaman dulu. Maka ketika melihat tanda-tanda kehamilan saya, entah itu bentuk perut dan daerah yang paling sering terjadi gerakan, orang tua di sana memprediksi jika anak saya berjenis kelamin laki-laki.dan parahnya saya malah tersugesti.

Semenjak diramal seperti itu, saya lebih senang mencari nama untuk anak laki-laki. Dan nama yang saya pilih adalah Fatih Fauzana Al Khoir. Alasannya, karena saya ingin anak saya menjadi pembuka kemenangan terbaik. Nama Fatih sendiri terinspirasi dari Muhammad Al Fatih yang merupakan pembebas kota Konstantinopel. Beliau adalah panglima perang terbaik seperti yang diberitakan Rasulullah dalam sebuah hadits. Sedangkan Fauzana, artinya orang yang menang. Dan Al Khoir, tentu saja yang terbaik. Rasulullah SAW pernah memberikan kabar baik pada para sahabat ketika perang khandak, bahwa kaum Muslim akan menaklukan kota Persia, Romawi, Konstantinopel, dan Roma. Dan hingga saat ini, janji beliau yang belum terlaksana adalah penaklukan kota Roma. Karena itulah saya berharap anak laki-laki saya lah yang menjadi panglima perang dalam penaklukan kota Roma nanti.

Namun sayangnya, nama itu harus saya simpan dulu. Setelah melakukan USG di usia kehamilan 8 bulan, dokter menyebutkan jika anak saya perempuan. Nah loh? Saya langsung ketar ketir mencari nama perempuan. Dan pilihan nama saya jatuh pada Hasya Aliya Asy Syarifah. Hasya artinya ceria, Aliya artinya berkedudukan tinggi, dan Asy Syarifah adalah seseorang yang berkedudukan mulia. Bagus banget yaaa. *muji sendiri. Tapi sayangnya suami dan ibu saya tidak setuju. Kata suami, artinya kebagusan. Selain itu, ceria dalam tulisan arab itu huruf sya-nya pakai tasyid. Jadi penulisan yang benar harusnya hasysya. Sedangkan ibu saya ingin dalam nama anak kami ada kata khoir-nya. Alasan ini cukup masuk akal, mengingat sejak dalam kandungan, saya sudah memberi nama janin saya khoiro sebagai ganti kata utun, yang biasanya digunakan orang sunda untuk menyebut janin. Mamah udah terbiasa manggil khoir, begitu katanya.

Oke, saya memutar otak dan mengacak-ngacak laptop lagi untuk mencari nama perempuan. Namun, sampai si kecil lahir, saya belum menentukan nama untuknya. Nama-nama yang saya pilih banyak, namun seringnya saya dan suami bersebrangan. Suami suka, saya tidak. Saya suka, giliran suami yang tidak. Mengingat si dede sudah lahir dan belum punya nama, saya angkat tangan dan sepenuhnya menyerahkan proses pemberian namanya pada suami saya. Saya ikhlas, apa pun nama yang akan dipilih suami saya. Dan jreng jreng pilihannya jatuh pada Fauzia Khoiry Lubna. Yey, dan saya sangaaat suka. Ada kata khoir-nya seperti permintaan ibu. Semua katanya berasal dari bahasa arab. Fauzia sama seperti Fauzi atau Fauzana, artinya menang atau kemenangan. Khoiry, artinya kebaikan. Dan Lubna adalah kecerdasan.

Tiga kata ini bisa dipadu padankan sesuai selera *eh, emangnya makanan? Maksudnya susunan artinya bisa kita rangkai sesuai dengan yang kita harapkan. Bisa seseorang yang menang dalam kebaikan dan kecerdasan. Atau yang paling saya suka adalah, seseorang yang memenangkan kebaikan dengan kecerdasannya. Seperti yang kita tahu, saat ini, kebaikan justru menjadi hal yang tabu dan di pandang aneh. Dan finally saya ingin anak saya bisa menjadi mujahidah Allah yang memperjuangkan kebaikan.
Fauzia, usia 1 hari


Untuk Mba Armita, selamat atas dipilihnya Mba Armita menjadi seorang ibu. Usul dari saya untuk nama anaknya kelak, adalah nama yang saya buat untuk anak laki-laki saya. Fatih Fauzana Al Khoir. Harapannya agar jagoannya MbaArmita pun bisa menjadi jundi Allah yang sholeh dan tangguh. Ayo kita berlomba-lomba jadi ibu sholehah. ^^

8 komentar:

  1. hiihih
    nama anaknya dikasih ke org :D
    aq jg ikutan GA ni :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. daripada ngga kepake mba. hihii. nanti nyari lagi.
      ouuwww, kita bertaruung.

      Hapus
  2. Semoga menjadi seindah namanya ya nak ... :)
    Moga barokah buat keluarganya :)

    BalasHapus
  3. Sumedangnya mana Teh.. saya deket loh kalo ke Jatinangor..

    Cerita pemberian nama bayinya bagus, saya suka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya di paseh mba. lebih kesini lagi kalo dr Jatinangor.

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming