Sebelum pulang kampung ke sumedang,
saya berencana ingin membuat warung hidup di halaman rumah. Lumayan untuk menghemat uang belanja dan memanfaatkan sepetak lahan di depan rumah.Tapi
setelah sampai di Sumedang, ternyata keadaan di halaman tak
memungkinkan untuk berkebun. Ada pohon rambutan besar yang akan
menghalangi sinar matahari. Orang sunda menyebutnya hieum. Maksudnya,
tanamannya tidak akan tumbuh sempurna karena kurang mendapat sinar
matahari. Ya sudahlah, saya hanya bisa pasrah. Akhirnya saya
memutuskan untuk menanam singkong saja. Alasannya karena tanaman
singkong adalah tanaman yang nggak ribet untuk tumbuh dan simple
dalam hal penanaman dan perawatan. Lumayanlah, daunnya buat lalapan.
Singkat cerita, ibu mertua saya yang
akhirnya membawakan beberapa batang pohon singkong untuk di stek.
Caranya sungguh mudah. Kita hanya perlu menyiapkan batang singkong
yang panjangnya kurang lebih 30 cm. Setelah itu, salah satu ujungnya
dibuat runcing agar mudah untuk menancapkannya di tanah.
Proses selanjutnya adalah menancapkan
batang pohon singkong ke tanah. Ajaib, tanpa pupuk dan tanpa
perawatan apa pun, bakal-bakal daun kemudian tumbuh setelah 3 hari
ditanam.
berjejer rapi di halaman rumah |
Dari pohon singkong ini kita bisa belajar tentang hakikat untuk tumbuh. Maksudnya untuk mengembangkan setiap potensi yang kita miliki agar ketika kita di dunia, kita tak hanya sekedar hidup. Tapi hidup yang benar-benar hidup. Hidup yang menghidupkan.
Tumbuhlah seperti singkong yang bisa
tumbuh hanya dengan menancapkan kaki pada tempat berpijak. Tak perlu
mencari tempat yang istimewa untuk tumbuh. Tapi tumbuhlah dimana pun
kamu berada karena dengan begitu kau akan menjadi istimewa.
filosopy singkong nya kena banget denga kehidupan kita.......keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
BalasHapusterimakasih, Mas.
Hapussalam juga dari Sumedang :)
masya Allah, hebatnya filosofinya keren2... ohya lama gak makan singkong. saya suka daun singkongnya klo dimasak. Klo di Jakarta tetangga saya malah nanem bnyk bgd, klo beli tinggal metik hehe.. gak tw skrng mash apa gak, udah lama gak kesana.
BalasHapuskeren2? kan cuma ada satu ka?
Hapushhihi.
suami saya juga suka banget singkong dan daunnya. makanya, nanamlah di depan rumah biar tinggal metik.
HEHE, gak ada lahannya entu masalahnya teh.. depan rumah aja pake pot mepet.. ehhee.. kudu punya lahan dulu he
HapusQuote-nya keren.
BalasHapusSebenarnya tidak perlu berada di mana, meski dari dalam kamar pun kita bisa melakukan sesuatu juga yaa :)
hihiiii. setuju bunda.
Hapusmodal duduk dan buka laptop aja ya :)
jadi ingat sama lagunya Koes Plus yang menyatakan bahwa 'tongkat kayu pun jadi tanaman'
BalasHapusnah, pas waktu itu posting ini, nyari-nyari lagu apa itu yang ada tongkat kayu tongkat kayunya. lupa. kirain saya lagunya Iwan Fals. hehhe :D
Hapus