Sambadi miss mi?
Eaaaa... setelah
lama nggak menyapa lepi, akhirnya kali ini bisa nongol lagi di blog
yang sudah lama nggak keurus. Apa kabar page view? Yaaaa..
garuk-garuk tanah lihat statistik blog yang semakin menggenaskan. Ya
sudahlah, balik lagi ke niatan awal ngeblog untuk ngshare pengalaman
dan ilmu saya yang masih seumprit. Itu saja. Sebenarnya sih, ngarep
juga mudah-mudahan bisa dapet lebih dari itu. :D
Setelah lama
hengkang dari dunia ngeblog, dan Bw-an. Saya bawa kabar gembira
selain kulit manggis yang sudah ada ekstraknya nih. Apa itu? Saya
sudah lahiran loh . Jreng.. jrengg.. . Alhamdulillah. Tanggal 12
Agustus anak kedua saya lahir. Laki-laki. Sudah punya sepasang ya.
Tapi sepasang lagi boleh lah. Hihii. Mudah-mudahan masih kuat
ngedennya. *apa sih?
Inilah sebab
musababnya saya menghilang dan kali ini muncul dengan kantung mata
yang hitam, mata terkantuk-kantuk, badan agak kurus meski nafsu makan
bertambah, dan baju yang sedikit bau pesing. Yah, itulah nikmatnya
mengurus baby. Cape sih, tapi nggak kerasa begitu melihat senyuman si
kecil. *uhuk
Perkenalan babynya
nanti saja ya. Kali ini saya mau memenuhi tantangan seorang sahabat
yang meminta saya untuk membuat sebuah tulisan dengan tema “Air
mata tanda kasih sayang Allah pada perempuan”. Udah kayak lomba
menulis aja pake tema-temaan segala. Kalau ada hadiahnya makin cihuy
nih :P
Tahap selanjutnya
saya berpikir, apa yang mau saya tulis? Bagaimana aktualisasinya
dalam kehidupan seorang perempuan kalau air mata itu tanda kasih
sayang Allah untuknya?
Mungkin karena hati
seorang perempuan itu lembut dan mudah tergores kali ya? Jadi,
seperti halnya betadin, air mata ini berfungsi untuk mengolesi hati
perempuan yang luka tersebut biar cepet sembuh, atau at least ngurangin rasa sakitnya.
Tapi belakangan ini,
saya sering ketawa sendiri ketika menyadari betapa pintar sekaligus
kejamnya saya. Masih ada hubungannya dengan air mata. Pernah suatu
malam, si sulung nangis-nangis nggak jelas. Meraung-raung di tengah
keheningan malam. Susah banget didiemin. Dikasih itu ini nggak
mempan, ditakut-takutin malah tambah kenceng, digendong malah
meronta-meronta. Saking kencengnya dia nangis, si debay pun ikutan
bangun dan nangis pula. Saya gendong dan nenangin dedenya dulu.
Mungkin karena cemburu, si teteh malah makin menjadi nangisnya.
Abinya juga kewalahan. Kesel lah saya. Sebagai perempuan dengan kadar
kesabaran yang terbatas, saya meradang, untung nggak sampe keluar
tanduk merah. Siapa yang bilang mengurus baby dan batita bersamaan
itu mudah? Ala maa susah pooool. Butuh kesabaran ekstra dan ilmu yang
banyak. Mungkin karena marah, ngantuk dan rasa lelah yang
berakumulasi, nangis bombay lah saya. Nunduk di kasur sambil
sesenggukan. Tapi setelah itu si teteh diem di gendongan abinya.
Mungkin kasihan kali ya lihat umminya yang kacau balau.
Setelah kejadian
itu, setiap si teteh rewel dan nggak bisa dinasihatin, saya suka
pura-pura nagis. Hahhah :D karena setelahnya si teteh pasti nurut dan
nggak rewel lagi. Ibu macam apa saya?
Ini hanya siasat
saja. Daripada marah-marah nggak jelas kan ya. Seperti kata Mamah
Marshanda, mendidik dan membesarkan anak itu nggak mudah. Ada aja
dramanya. Si kakak yang mudah nangislah atau si debay yang sering
banget pipis. Hihi. Tapi selalu saja ada yang bisa dikenang dibalik
semua kerusuhan yang mereka buat. Kadang saya dan suami suka
ketawa-ketawa berdua begitu si teteh selesai nangis dan tertidur
pulas dengan sendirinya. Kok bisa gitu yaa. Kadang sambil
tuding-tudingan pula nurun dari siapa sifat cengengnya.
Si teteh itu a.k.a
Khoiry meskipun cengeng dan emosinya meledak-ledak, tapi daya
ingatnya kuat banget. Sudah hapal warna-warna utama yang suka ada di
pensil warna. Hapal huruf hijaiyah sampai tsa. Hapal nama-nama
binatang., lagu-lagu, sedikit surat al fatihah. Intinya, kalau
disuruh ngapalin, si teteh deh jagonya. Meskipun pemalu sama orang
baru, tapi dia aslinya cerewet, beda sama Ummi dan Abinya. Apa-apa
dikomentarin dan ditanyain. Si teteh ini nggak bisa dibentak, kalau
dibentak malah menjadi, dia lebih masuk dinasihatin dengan cara yang
halus, termasuk dengan air mata. *nggak pake buaya.
Kalau si debay belum
kelihatan karakternya. Cuman motoriknya bagus banget. Usia satu hari
sudah bisa ngemut jari. (karena nggak mau dibedong). Anteng pula dia,
tidur mulu hobby-nya. Yeee namanya juga bayi. Hihi ;p
Tapi mommy, kalau
diinget-inget lagi, bukankah dulu kita yang meminta untuk memiliki
mereka? Anak-anak kita? Setelah Allah mengabulkan doa kita, apa kita
pantas menyia-nyiakan mereka begitu saja? Meskipun berat rasanya,
cape dan sebagainya, tapi ya itulah kewajiban kita sebagai seorang
ibu. Kalau menjadi seorang ibu mudah, tentu nabi Muhammad tak akan
mengatakan kalau surga itu di bawah telapak kaki ibu. Right? Butuh
perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Saat ini mungkin
anak-anak masih sering merepotkan kita. Mandi harus dimandiin, makan
disuapin, minta digendong, selalu minta ikut kemana pun kita pergi,
tapi suatu hari nanti, ketika mereka sudah dewasa dan jauh dari kita,
kita pasti merindukan saat-saat mereka tidur dipelukan kita, pergi
berdua dengan mereka dan merindukan saat dimana mereka membutuhkan
kita. Jadi, seharusnya tak sedetikpun kita menyia-nyiakan waktu
dengan mereka.
*nangisjaim
Balik lagi ke air
mata. Saya rasa air mata tak hanya tanda kasih sayang Allah untuk
perempuan, tapi untuk semua manusia. Coba lihat hadits ini.
1) Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Ada
tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah dalam
naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu
: 1. pemimpin yang adil, 2. pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada
Allah (selalu beribadah), 3. seseorang yang hatinya senantiasa
bergantung pada masjid-masjid (sangat mencintainya dan selalu melakukan
shalat jamaah di dalamnya), 4. dua orang yang saling mengasihi karena
Allah (keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah), 5. seorang
laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang perempuan yang punya
kedudukan lagi cantik, tetapi dia mengatakan, “Aku takut kepada Allah
!”, 6. seseorang yang bersedeqah dengan merahasiakannya sehingga tangan
kanannya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kirinya, 7. dan
seseorang yang ingat kepada Allah diwaktu sunyi, sehingga meleleh air
mata dari kedua matanya”.
[HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh itu baginya. Adapun pada lafadh Bukhari disebutkan : Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedeqahkan tangan kanannya]
[HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh itu baginya. Adapun pada lafadh Bukhari disebutkan : Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedeqahkan tangan kanannya]
2) Dari
Ibnu Abbas RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada
dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis
karena takut kepada Allah, dan mata yang bermalam berjaga di jalan
Allah”. [HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits hasan gharib].
credit |
Yah, dengan menangis
karena takut pada Allah, Allah akan memberikan naungan dan menjauhkan neraka dari kita. Nggak
main-main ya ganjarannya. Hanya saja, nangis di sini bukan sembarang
nangis kali ya. Setiap orang bisa menangis, tapi menangis karena takut padaNya? Seringnya malah kita lalai. Nangis selesai sholat malah
ngenes karena belum punya ini itu, belum bisa ini itu dan karena
masalah hidup yang sepele. Woy, siapa itu. Nunjuk sendiri.
Jadi, yuk mari kita
nangis. *eh.
Setelah nangis, kemudian lebih berhati-hati dalam berbuat karena sadar Allah memperhatikan kita kapan pun dan dimana pun. Cari tahu dulu apakah perbuatan ini merupakan perbuatan yang dilarangNya atau tidak. Mungkin orang seperti ini yang
akan Allah jauhkan dari neraka. Kalau setelah nangis kita masih sembrono dalam berbuat, yah apa atuh itu mah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming