Hubungan kakak-adik tidak selamanya berjalan rukun seperti yang kita harapkan. Adakalnya ada pertengkaran kecil sebagai bumbu hubungan mereka. Proses ini bisa memperkuat hubungan mereka atau justru menjauhkan mereka. Seperti pengalaman saya dan adik-adik saya dulu. Kami sering sekali memperebutkan hal-hal kecil, entah itu makanan, buku, sampai remote tv. Tapi Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, hubungan kami semakin baik. Sudah sama-sama dewasa, kali yaa. Masa mau rebutan remote tv terus.
Waktu SMA, saya punya teman yang usianya beda dua tahun dengan adiknya. Alhasil, ketika kami kelas 3 adiknya masuk kelas 1. Saya lihat hubungan mereka nggak kayak kakak-adik, malah seperti teman. Enak dilihat, kemana-mana bareng. Lucu. Sedangkan hubungan saya dan adik saya tak seperti itu. Mungkin karena usia kami terpaut 4 tahun, tingkat kedewasaan kami pun berbeda, *alaaaah, hasilnya dunia kami pun berbeda dan kesukaan kami pun berbeda. Didasari pengamatan saya ini, akhirnya saya bercita-cita mempunyai anak-anak yang usianya tidak terpaut jauh. Dan akhirnya terkabul.
Anak saya yang pertama usianya 3 tahun dan si bungsu baru masuk 10 bulan. Sejauh ini hubungan mereka cukup baik. Meski kadang ada cemburu dan percekcokan kecil ala batita. Si teteh, meski masih perlu diperhatikan, sudah lumayan bisa mengajak adiknya bermain. Saya selalu berharap agar mereka bisa tumbuh menjadi saudara yang saling melengkapi satu sama lain. Dengan karakter dan sifat mereka yang berbeda tentunya.
Sebagai seorang ibu, tentu kita harus bisa menjaga hubungan mereka agar tetap baik. Pada hakikatnya, kasih sayang yang tumbuh di antara mereka adalah sebuah hal yang alamiah, namun ada hal-hal yang bisa merusak kasih sayang yang tumbuh di antara mereka.
Hal-hal yang harus dihindari agar hubungan kakak-adik bisa berjalan baik adalah :
1. Lebih condong kepada satu anak dan mengabaikan anak yang lain. Ada beberapa orangtua yang sering melakukan hal ini. Biasanya, hal ini dipicu karena anak yang satu lebih baik dari anak yang lain (menurut orangtua) atau dipicu hal lain. Jika hal ini terus dilakukan, anak yang diabaikan akan hilang kepercayaan dirinya dan merasa tidak diinginkan. Tentu hal ini sangat berbahaya bagi perkembangan psikis si anak. Sebagai orangtua, sudah sepatutnya kita membagi kasih sayang secara adil. Meski orangtua memiliki perasaan yang lebih pada satu anak, sebaiknya hal itu tidak ditunjukkan. Karena sejatinya, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
2. Membanding-bandingkan anak. Ada sebagian orangtua yang menjadikan hal ini (membanding-bandingkan) sebagai senjata untuk mendidik anak-anaknya dan berharap anaknya bisa lebih baik dengan mencontoh saudaranya. Namun, pada kenyataannya hal ini bukannya menjadikan anak lebih baik, tapi malah membunuh kepercayaan diri anak dan bisa jadi menumbuhkan kebenciaan si anak pada saudaranya.
3. Menyalahkan si kakak ketika mereka bertengkar. Ketika mereka berselisih jangan dulu menyalahkan si kakak, sebagai orangtua langkah lebih baiknya jika kita menyelesaikan perselihan mereka dengan belajar mengkomunikasikannya dengan baik. Cari akar masalahnya, kemudian ajarkan anak untuk saling minta maaf dan memaafkan.
Mau aplikasi belajar warna untuk anak?
Download disini
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus