#Diary 1
Assalamu'alaikum sahabatku ^^. Rencananya Catatan Calon unda ini akan menjadi proyek menulisku sampai melahirkan nanti, InsyaAllah. Dalam tulisan ini, aku hanya ingin berbagi pengalaman tentang betapa luar biasanya pengalaman menjadi salah satu perempuan yang dipercaya untuk mengandung. Oke oke, semoga kalian mendapatkan sesuatu setelah menelusuri setiap kata dalam tulisan ini yaaaaa.
Bismillah...
Dalam #Diary 1 ini, aku akan menceritakan detik-detik pertamaku menjadi calon bunda ^o^.
kisah indah ini berawal tanggal 15 September tahun lalu. Hari ini seharusnya aku sudah kedatangan si merah seperti biasanya. Tapi kok ini belum yaaaa?? Sebenernya udah seneng sekaligus penasaran. Tapi aku nggak mau geer dulu sekarang. Jangan-jangan seperti kejadian bulan lalu, sudah telat dua hari, sudah seneng bukan main, ternyata di sore hari datanglah si merah itu. Untuk kali ini aku mencoba pasrah saja. Toh, jika waktunya memang sudah tepat, Allah pasti tak akan menunda lagi untuk memberiku seorang anak. Namun, jika ternyata Allah masih belum memberi kita seorang anak, itu tandanya, Allah melihat kita belum mampu untuk menjadi orangtua.
kisah indah ini berawal tanggal 15 September tahun lalu. Hari ini seharusnya aku sudah kedatangan si merah seperti biasanya. Tapi kok ini belum yaaaa?? Sebenernya udah seneng sekaligus penasaran. Tapi aku nggak mau geer dulu sekarang. Jangan-jangan seperti kejadian bulan lalu, sudah telat dua hari, sudah seneng bukan main, ternyata di sore hari datanglah si merah itu. Untuk kali ini aku mencoba pasrah saja. Toh, jika waktunya memang sudah tepat, Allah pasti tak akan menunda lagi untuk memberiku seorang anak. Namun, jika ternyata Allah masih belum memberi kita seorang anak, itu tandanya, Allah melihat kita belum mampu untuk menjadi orangtua.
Tanggal 20 September, tamu merah itu belum juga datang. Tapi di sore harinya, treng trenggg, datanglah dia mengetuk pintu. Yaaaaaah, langsung lemes lagiii. Tapi anehnya, malamnya dan besoknya pun si merah tak datang lagi. Jadi penasaran kan? Akhirnya suamiku membelikanku tespeck.
Saat itu tanggal 21 September pagi hari di kamar mandi, aku melihat dua garis merah dalam tespeck yang aku pegang. Subhanallah, Alhamdulillah. Hanya itu yang bisa aku ucapkan (dalam hati saja, soalnya lagi di kamar mandi kan? ^^) langsung saja kuberi tahukan kabar bahagia ini pada suamiku dan ibu mertuaku yang kebetulan saat itu tengah menginap di rumah. Alhamdulillah, lagi-lagi kalimat itu yang keluar dari lisan kami.
Segala puji bagiMu Robbi. Mahasuci Engkau. Engkaulah yang telah mengijinkanku untuk mengandung seorang calon mujahid. Engkaulah yang telah mengijinkanku untuk mengecap karuniaMu yang begitu besar ini dan Engkaulah sebaik-baikmya Pencipta.
Perjalananku sebagai calon Bunda pun di mulai. Prriiiiit.
Terhitung sejak saat itulah aku mulai mendownload murotal-murotal al-qur'an, rajin membaca surat yusuf, dan senang membaca artikel tentang ibu hamil atau seni mendidik anak dalam balutan ketaqwaan kepada Allah.
Rasanya itu sepertiiiiiii apa ya? Jika boleh kukatakan, aku seperti terlahir kembali sebagai seorang perempuan yang baru. Jarang berpikiran negtaif, rajin tadaruz, selalu berusaha menenangkan perasaan, tapi berubah jadi lebih sensitif. Hehhhe.
Terakhir, untuk para perempuan yang dipercaya oleh Allah untuk mengandung, berbahagialah, karena tak setiap perempuan bisa merasakannya ^^
Rasulullah saw bersabda:
“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat, yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)
“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat, yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)
#Saat itu, tubuhku belum merasakan kehadiran anakku, tapi hatiku sudah sangat merasakan jika dalam rahimku kini telah berdetak jantung seorang penakluk kota Roma ^^
SUBHANALLAH... INdahnya pengalaman itu, smoga aku bisa menjadi Ibu dr anak2ku kelak. Jika tidak Alloh sllu menyuruh umatnya utk ttp istiqmah.aamiin.
BalasHapusmdahan slalu menjad kel. SAMARA..
SALAM UKHUWAH mb,.,,,
Aaamiiin, semoga Allah memberi kesempatan indah itu pada mba juga ^^
BalasHapussalam ukhuwah^^
apakah calon abinya sudah ada?
Hai mbak. Salam kenal ya...
BalasHapusHm, mbak kelahiran 92 tapi sudah menikah? Wawww~ hihi ^^
iya, salam kenal juga
Hapushihihi. alhamdulillah ketemu jodohnya cepet