Penulis : Aninditya Santoso, dkk
Penerbit : 3M Media Karya
Tebal : 120 halaman
Maka menikahlah adalah sebuah antologi
yang disusun 12 perempuan (termasuk saya) untuk melukiskan keajaiban
pernikahan. Ada yang menceritakan kisahnya sendiri, ada pula yang
menceritakan pengalaman orang terdekatnya.
Pernikahan memang menjadi satu hal yang
diinginkan setiap orang. Siapa sih yang mau hidup sendiri seumur
hidup? Sudah menjadi fitrah manusia untuk hidup berpasang-pasangan.
Namun sayangnya banyak dari kita yang memandang pernikahan hanya dari
sisi indahnya saja. Tanpa mau melihat sisi lain yang justru lebih
penting yaitu jatuh bangunnya mempertahankan pernikahan itu sendiri.
Membaca buku ini saya merasa kecil dan
merasa belum ada apa-apanya dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Begitu banyak pelajaran dan pengalaman hidup yang bisa saya ambil
hikmahnya dari buku ini.
Pengalaman yang tersaji di buku ini
beragam, ada yang nikah modal nekat, seperti pengalamannya Mba Yuni Astuti. Dia menikah dengan seorang laki-laki (iyalah masa perempuan)
yang belum memiliki pekerjaan. Namun sungguh luar biasa, setelah
menikah justru rezeki datang menghampiri mereka satu persatu.
Pengalaman Mba Yuni mengajarkan saya bahwa menikah sejatinya membuat
seseorang menjadi kaya. Allah sendiri yang menjamin rezeki dua orang
yang menikah karenaNya. Maka tidak menikah karena alasan materi sudah
nggak zamannya lagi. Hanya orang-orang yang tidak yakin dengan Allah
yang masih menjadikan materi sebagai alasan menunda pernikahan.
Selain itu ada kisah mengharukan yang
ditulis Mba Nurul Suci tentang pernikahan temannya yang seorang
mualaf. Subhanallah, saya terharu dengan keistiqomahan beliau
mempertahankan pernikahannya yang penuh onak. Nikah tidak ditemani
keluarga, suami yang tak kunjung mendapat pekerjaan dan penolakan
dari orangtua kedua belah pihak. Wah, jika saya jadi dia, saya sangsi
apa saya bisa sekuat dia.
Membaca buku ini saya semakin takjub
akan keMahaluasan Allah SWT. Bagaimana Dia dengan sedetail mungkin
menyusun skenario pertemuan dua insan hingga tak ada satu pun jalan
ceritanya yang sama
Sayangnya buku ini dikemas dengan cover
yang bisa dibilang nggak banget. Dengan cover ini, kesan yang
terlihat malah seperti katalog pernikahan bukan sebuah buku. Warna
fontnya juga kurang kontras dengan background, hingga tulisannya
tidak terbaca jelas.
Karena ini antologi, kita akan
menjumpai warna tulisan dan gaya bahasa yang berbeda. Ada yang nyaman
untuk dibaca, ada juga yang membuat saya kurang betah hingga saya
skip sampai ending.
Terlepas dari semua itu, buku ini layak
dibaca karena bisa meningkatkan rasa kesyukuran kita akan pernikahan
yang kita jalani juga menambah keyakinan kita bahwa cobaanlah yang
justru semakin menguatkan ikatan pernikahan manakala kita berhasil
melawatinya.
Finally, Don't judge the book by the
cover ya :))
Happy Reading!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming