Awalnya saya kaget
melihat judul giveaway Mas Hari kali ini. Masuk neraka siapa takut?!
Terkesan seperti menantang Sang Pencipta ya? Tapi di balik judulnya
yang serem ampun-ampunan, saya tahu ada maksud baik yang ingin
diberikan Mas Hari yaitu dakwah. Dalam kehidupan sehari-hari kita
memang sering dengan entengnya melakukan suatu pekerjaan yang dibenci
oleh Allah. Seolah-olah kita memang tak takut dosa dan tak takut
masuk neraka. Mudah-mudahan setelah ini kita bisa menjadi seorang
hamba yang senantiasa mengaitkan segala amal perbuatan kita dengan
hari penghisaban kelak.
Ada Allah yang Maha
Melihat. Ada Allah yang Maha Adil. Ada Allah yang Maha Menuntut
Balas.
***
credit |
“Tapi jangan
bilang siapa-siapa ya, Is?”
“Hmm. Oke,”
jawabku mantap sambil mangut-mangut.
“Aku tuh
sebenernya suka sama A Tri.”
“Hah!” Refleks
mulutku membulat mendengar pengakuan sahabatku.
“Ih. Biasa aja
kali. A Tri kan ganteng, tinggi, pinter, anak rohis, tajir pula.”
Sahabatku mempermainkan jari-jarinya. Menghitung hal-hal menarik yang
menjadi alasan dia menyukai A Tri.
Dalam hati aku
mengamini. A Tri memang layak untuk disukai.
Di atas adalah
penggalan percakapan saya dengan seorang sahabat. Sebut saja Rima.
“Rima cerita apa
aja, Is?”
Yah, selain Rima aku
punya sahabat yang lain. Dia adalah Nesa. Tapi Rima kerap kali
menceritakan privacy-nya padaku. Hanya padaku. Tidak pada
Nesa.
“Nggak cerita
apa-apa ko,” aku mengelak.
“Ah. Mana mungkin
dia nggak cerita apa-apa. Tenang, Is. Aku nggak akan ngasih tahu
orang lain ko.” Nesa mengacungkan telunjuk dan jari tengah tepat di
depan hidungnya.
“Tapi kata Rima
jangan bilang ke siapa-siapa.”
“Katanya kita
sahabat. Tapi masih main rahasia-rahasiaan.” Nesa cemberut. Aku
semakin salah tingkah dibuatnya. “Kasih tahu dong, Is. Nggak akan
dikasih tahu ke orang lain ko. Ya please!” Nesa memelas,
kedua tangannya dirapatkan di depan dada.
Aku serba salah. Di
satu sisi aku kasihan pada Nesa. Bagaimana pun sebagai seorang
sahabat dia pasti merasa diacuhkan dan tak dianggap. Di sisi yang
lain aku sudah janji pada Rima untuk menjaga rahasianya. Diam-diam
aku menyesali perbuatan Rima yang hanya menceritakan masalahnya
padaku.
“Ya sudah. Tapi
janji, ya? Jangan bilang siapa-siapa!”
“Oke. Oke.” Nesa
memutar tangan di depan mulutnya. Persis orang yang sedang memutar
kunci.
“Jadi kemarin Rima
cerita kalau dia suka sama A Tri.”
“Serius, Is?”
Aku mengangguk.
Membaca dua scene
percakapan saya dan sahabat-sahabat saya, temans pasti tahu letak
kesalahan saya dimana. Ya, saya ingkar janji dan menyalahi amanah.
Astagfirullah. Setiap kali mengingat peristiwa ini saya
merinding. Takut tak diampuni. Takut dosa ini yang akan mengantarkan
saya ke kerak neraka.
Nabi
Muhammad SAW: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila
berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia
berkhianat. “(HR. Muslim)
Berarti saya termasuk orang munafik dong ya? Hiks. Peristiwa ini terjadi ketika saya duduk di bangku SMA. Bisa dibilang kesalahan yang saya lakukan adalah kesalahan yang kerap dianggap sepele.Ya hanya membocorkan rahasia sahabat yang satu ke sahabat yang lain. Rahasianya juga bukan hal yang besar ko. Dalih saya waktu itu Padahal tak ada dosa yang sepele kan? Semua perbuatan kita akan dicatat oleh Rakib Atid dengan teliti dan tak ada yang terlewat.
Seringkali
dalam kehidupan sehari-hari kita tak bisa menjaga lisan, salah
satunya dengan meyebarluaskan rahasia orang lain. Padahal menjaga
rahasia saudara kita adalah kewajiban kita sebagai seorang muslim.
Dalil
tentang kewajiban menjaga rahasia seorang muslim adalah hadits
yang diriwayatkan Abû Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad hasan
dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda:Jika seseorang berkata kepada orang lain dengan suatu perkataan
kemudian ia menoleh (melihat sekelilingnya), maka pembicaraan itu adalah amanah.
bersabda:Jika seseorang berkata kepada orang lain dengan suatu perkataan
kemudian ia menoleh (melihat sekelilingnya), maka pembicaraan itu adalah amanah.
Rahasia
adalah amanah. Maka secara otomatis kita mempunyai kewajiban untuk
menjaganya. Ketika kita tak bisa menjaganya, kita termasuk
orang-orang yang khianat, dan orang khianat adalah orang munafik.
Astagfirullah.
Di luar
dugaan saya, suatu hari ketika kami sedang bersama, tiba-tiba Nesa
meledek Rima.
“Ciiieeee.
Ada yang lagi jatuh cinta sama A Tri nih,” Nesa mengedip-ngedip
matanya pada Rima. Rima terkejut kemudian menatap saya sangar. Saya
yakin, Rima pasti sangat kecewa. Pada waktu itu ingin sekali saya
memarahi Nesa karena tidak bisa menjaga mulutnya. Tapi, bukankah saya
juga tak bisa menjaga mulut saya sendiri?
Beberapa
hari Rima tak mau bicara. Sms tak dibalas, telpon juga tak diangkat.
Saya terus mencoba untuk meminta maaf sampai akhirnya dia mau
memaafkan saya. Saya bersyukur hubungan kami membaik.
Tapi
setelah kejadian ini, Rima tak se-terbuka dulu. Mungkin dia takut
rahasianya akan saya bocorkan lagi. Peribahasa “Sekali lancung ke
ujian” memang benar adanya. Seseorang akan sulit untuk dipercayai
lagi jika dia pernah berkhianat.
Kalau pun
Rima ingin berceita, dia lebih dulu mengancam saya, “Awas ya jangan
ember lagi.”
Menjaga
rahasia saudara kita adalah salah satu bukti bahwa kita
menyayanginya. Coba kita bayangkan bagaimana jika kita ada di posisi
seseorang yang dibocorkan rahasianya. Kita pasti kecewa dan merasa
sangat bersalah karena telah menceritakan rahasia kita pada orang
lain.
***
Suatu
hari, Imam
al-Ghazali
berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau bertanya beberapa hal.
“Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah.
Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling
berat adalah “memegang amanah” (QS. Al Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu
ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di
dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan
Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia
tidak bisa memegang amanahnya.
Lantas pertanyaan selanjutnya adalah,
“Apakah yang paling tajam di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab dengan serentak,
pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah
“lidah manusia”[1]
Perkataan
Imam Al Ghazali saya jumpai kebenarannya. Tentang amanah yang menjadi
sesuatu paling berat dan tentang lidah yang menjadi sesuatu yang
paling tajam di dunia ini.
Temans
bisa lihat dalam peristiwa yang saya alami, bagaimana lidah yang
tidak dijaga bisa menyakiti hati orang lain dan merusak sebuah
persahabatan. Dan tentang amanah, maka kita perlu tenaga
yang kuat agar bisa melaksanakannya, meskipun itu hanya menjaga
rahasia sahabat kita sendiri.
Rasulullah
bersabda”
لا
يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه كما يحب لنفسه
Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai kalian mencintai
saudara kalian seperti mencintai diri sendiri
Ada
banyak dosa yang tidak kita sadari. Oleh karena itu sudah sepantasnya
kita bisa menjaga diri dari dosa-dosa yang kita sadari. Surga dan
neraka itu haq. Keduanya ada dalam Al-qur'an. Meski tak seharusnya
kita menjadikan surga dan neraka sebagai tujuan, tapi keduanya bisa
menjadi pengingat bagi kita untuk berhati-hati dalam berbuat. Rido
Allah tetap harus menjadi tujuan utama kita.
Jika
surga dan neraka tak pernah ada
Masih kau
bersujud kepada-Nya?
Alm. Chrisye[1] Hidayatullah.com
Alhamdulillah, terimakasih sudah berkenan berpartisipasi,
BalasHapusartikel sudah resmi terdaftar sebagai peserta...
mohon dicek kembali namanya di daftar peserta yang ada, kalau belum muncul harap beritahukan admin segera.
salam santun dari Makassar :-)
terima kasih mas :)
Hapussiap!
Berat itu menjaga amanah. Lidah memang tak bertulang. Siapa yang menjaga aib saudaranya, Allah akan menjaga aibnya kelak di akhirat. Perbanyak istighfar..
BalasHapusSalam silaturrahim.
insyaAllah :)
Hapussalam silaturahim juga