Nikah muda itu enak nggak sih?
Pertanyaan ini yang kerap tersirat dan
tersurat dari teman atau orang yang kenal saya, setelah saya menikah.
Hhmm, kalau ditanya enak atau nggak jawabannya relatif. Tergantung
dari sisi mana kita melihatnya.
Dari sisi kesempurnaan agama, nikah
muda itu tentu enak karena di usia yang masih muda separuh agama kita
telah sempurna.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى، نَا مُحَمَّدُ
بْنُ سَهْلِ بْنِ مَخْلَدٍ الْإِصْطَخْرِيُّ،
نَا عِصْمَةُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ، نَا
زَافِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ
إِسْرَائِيلَ بْنِ يُونُسَ، عَنْ جَابِرٍ،
عَنْ يَزِيدَ الرَّقَاشِيِّ، عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ قَالَ:
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ:
«مَنْ
تَزَوَّجَ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ
الْإِيمَانِ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ فِي
النِّصْفِ الْبَاقِي»
“Muhammad bin Musa menuturkan kepadaku, Muhammad bin
Sahl bin Makhlad Al Isthakhri menuturkan kepadaku, Ishmah
bin Mutawakkil menuturkan kepadaku, Zafir bin Muslim
menuturkan kepadaku, dari Israil bin Yunus, dari Jabir,
dari Yazid Ar Raqqasyi, dari Anas bin Malik, ia
berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‘barangsiapa menikah, ia telah menyempurnakan setengah
agamanya. maka hendaknya ia bertaqwa kepada Allah untuk setengah
sisanya‘”
Dari sisi ibadah, juga enak tuh.
Sebagai suami atau pun istri kita punya ladang pahala yang baru
setelah menikah. Ibadah juga jadi tenang karena tak memikirkan lagi
siapa ya tulang rusuk saya? Atau siapa ya
belahan jiwa saya? Cielaaa ini mah kebimbangan anak-anak galau.
Sisi positif yang lain, secara otomatis
kita terhindar dari zina hati, zina mata, zina pendengaran, zina
penciuman, zina perabaan, *tambah ngaco nih tulisan. Yah.intinya kita
bisa menjada keiffahan kita karena sudah punya seseorang yang
halal, inget ya yang HALAL, untuk menyalurkan naluri nau (naluri
melestarikan keturunan-tertarik kepada lawan jenis termasuk di
dalamnya-) kita.
Apalagi setelah punya anak, wah
kebahagiaannya jadi berlipat-lipat ganda, double, triple deh
pokoknya. Saya menulis di buku Maka Menikahlah!
Saya harus bahagia dengan pernikahan ini. Di saat teman-teman yang
lain masih disibukkan dengan kesendirian, saya tidak. Di saat
teman-teman yang lain terlena dengan gemerlap masa muda, saya dibuat
terlena akan janji-janjiNya untuk seorang istri solehah. Dan di saat
saudara-saudara saya yang sudah dewasa belum menikah, saya justru
menikah di usia saya yang masih muda.
Yah, menikah adalah sesuatu yang harus kita syukuri.
Setelah yang enak-enak, kita cicip yang asem, pahit, getirnya yu!
Setiap pilihan, baik atau buruk, pasti ada resiko yang menyertainya
kan? Termasuk menikah. Nah, jadi apa nggak enaknya dari menikah muda?
Sebenarnya perkara nggak enak ini bisa disulap jadi enak kalau kita
bisa menikmati dan mensiasatinya. Cuma kadang ego manusia nggak bisa
diredam dengan mudah, ya? *nyari alibi
Di usia saya yang masih muda (iya gitu? Hahhha) 21 tahun sekarang,
banyak hal yang bisa dilakukan gadis seumuran saya, tapi saya nggak
bisa melakukannya. Ya, misal jalan-jalan bareng sohib semaunya,
kongkou-kongkou, mejeng atau apalah. Sementara saya sudah disibukkan
dengan suami, anak, dan tugas domestik di rumah. Ini nih, yang kadang
bikin nyesek. Berasa pengen kabur aja :D
Tapi seperti yang saya bilang, perkara nggak enak ini bisa hilang
kalau kita bisa menikmatinya dan mensiasatinya. Misal dengan ngajak
suami jalan bareng atau melakukan hal-hal konyol berbau anak muda
dengan suami. Kan romantis tuh! Suiiit suiit
Disamping itu, di usia kita yang muda, kita juga harus siap dengan
tanggung jawab seorang istri dan ibu yang tidak sedikit. Harus
pinter-pinter bagi waktu untuk melaksanakan kewajiban dan keinginan
kita yang bisa muncul kapan saja.
Apa lagi ya?
Menikah itu bukan tentang aku dan kamu. Tapi tentang kita. *agak
lebay nih tulisan.
Tapi ini beneran loh, setelah menikah kita harus bisa meredam ego
yang terkadang atau bahkan sering bertentangan dengan keinginan
pasangan kita. Menyatukan dua kepala dan badannya dalam satu rumah
tentu bukan hal yang mudah. Di sinilah butuh ke-saling pengertian
dari kedua belah pihak, baik suami atau istri, agar sebisa mungkin
meramu perbedaan menjadi sebuah anugerah.
Sudah deh.
Jadi inti tulisan ini apa dong?
Hemat saya, menikah itu, mau muda atau tua, yang paling penting
adalah adalah kesiapan jiwa dan mental kita.
Kalau sudah merasa siap dan ada calonnya, kenapa harus ditunda?
selamat menikah muda :D
BalasHapushehhe :P
Hapusaduuuh baca ini jadi ngiri nih.... biar segera menyusul menyempurnakan separuh agama
BalasHapusAaamiin, semoga dimudahkan ya mas
Hapuskalau menurut saya menikah muda itu enak :)
BalasHapusInsya Allah berbagai keberkahan akan mengikuti kalau niatnya tulus untuk beribadah ya mbak
iya, Aaamiin :))
Hapusbtw, saya juga asli sumedang loh mas
subhanaloh keren keren.. 21 tahun uda nikah :3
BalasHapuskalau di tempat saya, rata-rata emang pada nikah muda, bahkan ada yg umur 15 tahun sudah nikah
HapusWah... masih 21 udah nikah @.@
BalasHapushehe
Hapusalhamdulillah mba