Minggu
pagi kemarin, mataku tak lepas dari tayangan kabar pagi di TvOne.
Pasalnya, di kabar pagi kali ini ada bincang-bincang dengan dua orang
gadis kecil yang aku pikir luar biasa dan seorang Bapak (Lupa namanya
^^). Gadis kecil yang pertama namanya Siti. Hey! we have the same
first name, girl :). Dia adalah seorang yatim berusia 7 tujuh tahun.
Setiap hari, sepulang sekolah dia berjualan baso keliling kampung
untuk menopang hidupnya dan ibunya. Tangan kanannya menjinjing termos
nasi yang besar yang berisi baso dan kuahnya, sementara tangan
kirinya menjinjing ember yang berisi mangkuk-mangkuk. Sungguh, ini
adalah beban yang sangat berat untuk gadis seusianya. Innalillahi,
subhanallah. Peristiwa ini merupakan sebuah musibah dan sebuah kebesaran Allah
kurasa. Ini musibah karena sudah tak ada kah saudara, tetangga, dan
lebih jauh lagi pemerintah yang mau menolongnya dan peduli akan
nasibnya? Dan ini pun sebuah keMahabesaran Allah. Bagaimana gadis
sekecil itu bisa berjuang keras demi hidupnya sementara di satu sisi
banyak manusia-manusia yang dinilai dewasa tapi masih menengadahkan
tangan pada orangtuanya.
sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=406073256074890&set=a.286135424735341.89048.224861154196102&type=3&theater |
Gadis
kecil yang kedua namanya Jasmin, aku sangat menyukai gadis kecil ini.
Atractive dan lincah. Usianya 8 tahun, namun dia sudah memiliki
kepeduliaan sosial yang tinggi terhadap lingkungannya. Dalam acara
itu, ditayangkan bagaimana seorang Jasmin turun ke jalan untuk
memberi makan para gelandangan. Great!
Dan
terakhir si Bapak yang aku lupa namanya ^^. dia berperan sebagai
penengah, atau apa ya? Ya intinya, dalam pemaparannya dengan melihat
kehidupan Siti dan Jasmin, si Bapak memberi kesimpulan jika anak
seperti Siti dan Jasmin tidak bisa dicetak oleh kurikulum pendidikan
kita saat ini. Dan saya sangat setuju!
Bisa
kita lihat sendiri faktanya, saat ini anak SD harus menguasai kurang
lebih 16 mata pelajaran, anak SMP 20 mata pelajaran, dan anak SMA 24
mata pelajaran. Selain itu para peserta didik pun dituntut untuk
melampaui standar nilai yang ditetapkan sekolah tanpa melihat batas
kemampuan setiap anak yang berbeda-beda. Pengalaman saya waktu
sekolah di SMA dulu tak jauh berbeda. Saya dan teman-teman dituntut
untuk bisa melampaui batas nilai yang ditetapkan sedangkan ketetapan
itu tak serta merta diikuti dengan pola mengajar yang baik dan sarana
serta prasarana yang memadai. Wal hasil, jadilah kami, anak-anak
yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Karena pada dasarnya, kurikulum pendidikan sekarang lebih
mengutamakan hasil akhir daripada proses.
Selain
itu, kurikulum sekarang pun cenderung mematikan kreatifitas anak
karena kebanyakan anak-anak dituntut menghafal bukan berpikir. Ketika
anak-anak di hadapkan pada sebuah masalah, anak-anak dituntun untuk
menyelesaikannya sama seperti dalam buku (text book) dan para
pengajar tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan
masalah dengan cara dan pola pikir mereka masing-masing. Hasilnya
anak-anak tidak berkembang.
Tayangan
ini, banyak sekali memberikan masukan padaku untuk sedari dini
mempersiapkan konsep yang baik dalam mendidik anak nanti. Sebagai
orang tua yang baik, aku pun tak layak untuk menyerahkan sepenuhnya
tanggungjawab mendidik anakku pada pihak sekolah.
Oya,
tayangan ini dengan manis ditutup oleh hadirnya seorang Bapak yang bernama Hamka yang
bersedia menjadikan Siti sebagai anak asuhnya dan aksi Jasmin memberikan
bantuan kepada Siti. Andai saja semua orang mampu mempunyai
kepedulian yang tinggi.
"Dari
Anas bin Malik radhiallâhu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman seseorang
diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia
mencintai dirinya sendiri". (H.R.Bukhari dan Muslim).
wah teteh ganti kulit..
BalasHapusMasya Alloh... andai saya bisa liat tayangannya langsung.. di youtube ada gak yah teh??
iya bener teh, saya salut sma orang yg hidupnya susah tp rasa kepeduliannya sangat tinggi.. dan pendidikan yg teteh katakan bener stuju..
dituntut nilai dan nilai. Dan saya rasa wajar jika hadirnya menyontek guru juga hrsnya tw dirilah..
syukron sudah bisa berkenalan dgn teteh
hampir tiap minggu saya ganti kulit ^^
BalasHapuskurang tahu kalo di youtube, coba dicari aja de ^^
syukron juga yaaa, semoga ukhuwahnya tetap terjalin :)