30 November 2013

Memburu Sunah dengan Membunuh

Judulnya serem bener ya? Kesannya saya adalah teroris kelas kakap yang haus darah manusia. hihi :D
Tapi beneran deh, saya bukan teroris, bukan pula zombie.
Yang saya maksudkan membunuh adalah membunuh cicak. Loh kok cicak sih? Apa salahnya binatang unyu-unyu ini?

credit
Awal menikah, saya sempat heran ketika suami sibuk ngejar-ngejar cicak di rumah. Bawa sapu lah, tongkat lah, pentungan lah, *eh nggak gitu juga ding :p
Intinya, suami selalu sibuk kalau ada cicak yang melintas di depan matanya.

"Cicak kok dikejar-kejar, sih, A? Kasian tau!"
"Membunuh cicak kan sunah."

Hah? Aku melongo mendengar jawabannya. Masa iya membunuh binatang imut nan lucu sunah? Apa jangan-jangan ilmu saya saja yang terlalu cetek. Hmm -,-

Setelah membuka-buka Riyadush Sholihin, eh ternyata memang ada anjurannya. Usut-usut punya usut, ternyata cicak adalah satu-satunya binatang yang meniup-niup api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s agar tidak padam.
Cicak kok kamu nakal, sih..

Didalam shahih Muslim, Sunan Abu Daud dan Jami’ at Tirmidzi dari Abu Hurairoh berkata : Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa membunuh cecak maka pada awal pukulannya baginya ini dan itu satu kebaikan. Barangsiapa yang membunuhnya dalam pukulan kedua maka baginya ini dan itu satu kebaikan yang berbeda dengan yang pertama. Jika dia membunuhnya pada pukulan ketiga maka baginya ini dan itu kebaikan yang berbeda dengan yang kedua.

Didalam shahih Muslim disebutkan : Barangsiapa yang membunuh cecak pada satu kali pukulan maka baginya seratus kebaikan. Dan jika pada pukulan kedua maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang pertama), dan jika pada pukulan ketiga maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang kedua).
Didalam “al Mu’jam al Ausath” milik Thabrani dari hadits Aisyah berkata,”Aku mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membunuh cecak maka Allah akan menghapuskan tujuh kesalahan atasnya.”

Ibnu Majah meriwayatkan didalam “Sunan” nya dari Saibah Maulah al Fakih bin al Mughiroh bahwa dirinya menemui Aisyah dan melihat di rumahnya terdapat sebuah tombak yang tergeletak. Dia pun bertanya kepada Aisyah,”Wahai Ibu kaum mukminin apa yang engkau lakukan dengan tombak ini?” Aisyah menjawab,”Kami baru saja membunuh cecak-cecak. Sesungguhnya Nabi saw pernah memberitahu kami bahwa tatkala Ibrahim as dilemparkan ke dalam api tak satu pun binatang di bumi saat itu kecuali dia akan memadamkannya kecuali cecak yang meniup-niupkan apinya. Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk membunuhnya.” Kitab “az Zawaid” menyebutkan bahwa hadits Aisyah ini shahih dan orang-orangnya bisa dipercaya.

Biar pun begitu saya tetep nggak tega untuk membunuhnya. Untung hukumnya masih sunah kan? Kecuali jika cicak ini membahayakan anggota keluarga. Misal dengan menggerayangi makanan di meja. Ketika saya melihat hal itu terjadi, saya nggak akan segan-segan untuk membunuhnya.

6 komentar:

  1. jadi? wah baru tahu he...
    saya emang geli. apalagi klo di kamar ada cicak wah bawannya males aja tidur. alhamdulillahnya kamarku nyamuknya gak byak jadi jrang kutemui cicak. beda kalo di ruang lainnya.. brr...
    gelii...
    makash teteh sharenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sama-sama, ka :)
      wah, kalau di sini lumayan banyak nyamuk ka, jadi sering lihat cicak

      Hapus
  2. Wah cicak? sering sy di ganggu sama tuh binatang pas lagi makan.. saking jengkelnya pernah saya gebug tuh cicak..hihihihi

    BalasHapus
  3. Betul sekali. Cicak itu jika dibunuh kita dapet pahala....



    Salam Silaturahmi. Sukses Follow Ke 71! follback yah!!! :)

    BalasHapus
  4. cicak itu gak unyu kelesssss :p
    jijik malah -_-

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejakmu di sini :)
Thanks for coming